PALEMBANG, fornews.co- Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah, Beni Hernedi, merespon statement yang dilontarkan Mawardi Yahya pada kegiatan konsolidasi Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten/Kota se-Sumsel, di Hotel Galaxi, Palembang, Jumat (09/02) lalu.
Beni tak menyangka, seorang Mawardi Yahya, Bakal Calon Wakil Gubernur (Balonwagub) Sumsel 2018-2023, menyebut Alex Noerdin gagal selama memimpin, baik ketika menjadi Bupati Muba, maupun sebagai Gubernur Sumsel. Bahkan, hingga mengolok-olok Muba sebagai daerah termiskin di Sumsel.
“Apa hubungannya antara Alex Noerdin yang saat ini Gubernur Sumsel dan Kabupaten Muba yang kini bupatinya Dodi Reza Alex Noerdin?, sungguh justifikasi yang asal bunyi. Apa karena Dodi kebetulan jadi rival Mawardi pada Pilgub Sumsel 2018 ini? Lantas dikiranya dengan menyerang Alex Noerdin maka Dodi ikut terjun bebas oleh tinju kata-kata yang tak mendasar?,” tegasnya.
Beni juga menyayangkan, seorang Herman Deru, mengatakan Alex hanya pengekor terkait pelaksanaan Aisan Games di Palembang. Kemudian meremehkan kinerja Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin yang kerjanya selalu pencitraan. Dengan gamblang, Deru menyebut penghargaan yang diperoleh Dodi yang kebanyakan dari Gubernur Sumsel yang nota bene bapaknya, hanyalah untuk mengejar simpati.
“Sungguh, pasangan ini sejatinya telah menelanjangi diri layaknya bukan kalimat elok kaliber Calon Gubernur Sumsel. Rakyat bisa keblinger jika ikutan menghujat model calon pimpinan seperti ini,” ujar Wakil Bupati Muba ini.
Terhadap statement dari pasangan Herman Deru – Mawardi Yahya iu, Beni menjelaskan, sebagai Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah, penilaian Mawardi dan Deru tanpa arah yang jelas. Pertama, justru penurunan angka kemisminan Muba diatas rata rata Sumsel termasuk diatas OKU timur. Menurutnya, salah besar kalau Deru dan Mawardi mengambil bahan kampanye angka miskin untuk menyerang Alex Noerdin dengan berkata atau memberi nilai gagal.
“Mang Deru dan Mang Mawardi terlalu gegabah mencampuradukkan Muba dengan angka kemiskinan. Saya heran saja, cak cak tau nian soal uwong miskin di Muba. Saya, Beni Hermedi selama enam tahun ini mendalami betul soal kemiskinan,” jelasnya.
Beni merinci, akar masalah sebenarnya. Ada persoalan pendapatan atau penghasilan masyarakat golongan miskin yang memang beberapa tahun terakhir sangat perlu diperhatikan, misalnya dari imbas harga komoditas utama rakyat di muba yakni karet. “Sangat terasa sekali soal karet ini jadi pemicu pelemahan ekonomi di tingkat bawah. Oleh karena itu, Pak Dodi dan saya sedang terus berusaha mencari solusi peningkatan pendapatan rakyat Muba termasuk mendorong percepatan perbaikan infrastruktur di Muba melalui pembiayaan alternatif,” beber Beni.
Langkah tersebut, paparnya, dimaksud bisa mendorong pertumbuhan ekonomi juga penyediaan lapangan kerja yg padat karya. Silahkan dihitung saja dari replanting sawit tahun ini akan masuk hampir Rp250 milyar ke desa-desa sawit di Muba, dari proyek strategis infrastruktur hampir Rp500 miliardana percepatan masuk.
“Kita perlu pastikan kedepan agar ini jadi pendorong bergeraknya ekonomi di bawah. Kita terus berinovasi. Rencana aspal karet, sendal jepit hilirisasi karet adalah upaya agar ada nilai tambah dari pendapatan di sektor karet ini. Tidak mungkin hanya pasrah saja dengan keadaan. Mengenai angka kemiskinan di kota/kabupaten dicap kegagalan gubernur nya, menurut saya tergantung dari kerja Pemkab dan Pemkot tentunya,” tandasnya. (tul)