KAYUAGUNG, fornews.co – Upaya penyelesaian masalah antara keluarga Tivi (40) dan Kodir (43) warga Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel melalui proses mediasi tak menemui jalan keluar, permasalahan malah bertambah.
Betapa tidak, tak lama usai upaya mediasi yang dilaksanakan di Masjid Desa Sungai Ceper, Senin (23/11), Tivi marah-marah hingga menembakkan senjata api rakitan (senpira) yang dibawanya kepada korban Kodir di depan Masjid Nurul Iman Desa Sungai Ceper. Hal ini dibenarkan oleh Kasubbag Humas Polres OKI, AKP Iryansyah.
Menurut Iryansyah, tragedi berdarah yang merenggut nyawa korban itu terjadi pada Senin siang. Sebelum kejadian, kata Iryansyah, Kepala Desa Sungai Ceper bersama perangkat desa ingin menyelesaikan permasalahan antara pihak keluarga pelaku dan keluarga korban.
Hanya saja, keluarga korban hanya hadir tiga orang yang membuat pelaku kesal kemudian pelaku sempat pulang ke rumah sebelum akhirnya kembali datang ke msjid tersebut sambil memaki-maki pihak korban.
“Dan pelaku langsung menembak korban yang sedang berada di depan masjid sebanyak satu kali di bagian kepala bagian samping yang mengakibatkan korban meninggal dunia di tempat. Lalu pelaku lari dan sempat menembak lagi sebanyak satu kali ke udara,” katanya, Selasa (24/11).
Masih kata Iryansyah, perselisihan antara dua pihak keluarga ini berawal dari anak korban yang cemburu terhadap anak pelaku yang sama-sama berjenis kelamin perempuan dan anak korban memukul-mukul anak pelaku menggunakan tas hingga mengakibatkan tangan anak pelaku sakit.
Karena tidak terima perbuatan anak korban, keluarga Tivi melakukan visum terhadap anak pelaku dan melaporkan kejadian tersebut kepada Pemerintah Desa Sungai Ceper.
Terkait insiden ini, Kades Sungai Ceper, Kaharno mengungkapkan bahwa pihaknya juga kaget atas tragedi ini. Awalnya, kata Kaharno, pihaknya berupaya untuk mendamaikan kedua belah pihak sembari berharap agar kejadian ini dapat dijadikan pelajaran oleh warga lainnya.
Setelah disepakati untuk berunding di masjid, lanjut Kaharno, dia menanyakan kepada kedua pihak untuk memulai pertemuan itu sembari menanyakan apakah ada keluarga yang masih ditunggu. “Korban lalu menjawab tidak ada lagi,” ujarnya.
Mendapati itu, pelaku Tivi tersinggung dan berkata jika yang datang hanya beberapa orang saja lebih baik upaya perdamaian tersebut dibatalkan sembari keluar masjid. Berselang beberapa menit, lanjutnya, pelaku kembali datang ke masjid.
“Kita semua masih di dalam masjid, pelaku Tivi yang datang kembali, lalu menunjuk-nunjuk kepada kami pihak pemerintah desa sambil berkata jangan selesaikan lagi masalah ini, apabila diselesaikan, kamu siap bertanggungjawab. Setelah itu pelaku keluar masjid,” katanya.
Tanpa disadari, korban Kodir juga keluar dari masjid menelepon keluarganya, menyuruh kumpul datang ke masjid hingga beberapa menit kemudian, terdengar suara tembakan. “Karena kaget dengar suara itu, kita keluar. Saat kita keluar, korban sudah tergeletak dengan luka tembak di bagian kepala dan meninggal dunia di tempat. Sementara pelaku Tivi sudah tidak terlihat lagi,” tambah Kaharno.
Dia berharap, agar pihak kepolisian untuk terus membantu agar desa tersebut tetap kondusif hingga tak lagi terjadi hal yang tak diinginkan. (rif)