JAKARTA, fornews.co – Untuk bertahan di masa pandemi COVID-19, setiap entitas bisnis baik yang besar maupun usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) membutuhkan kreativitas dalam berinovasi khususnya pada transformasi digital.
Hal ini menjadi pembahasan pada diskusi sesi III Indonesia Digital Conference bertema Disrupting Legacy, Innovation beyond the Pandemic, yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) secara virtual, Selasa (15/12).
Founder & CEO Tokopedia, William Tanuwijaya mengatakan, pandemi memberi dampak luar biasa pada mitra UMKM. Banyak bisnis UMKM yang bertumbangan, tapi banyak pula berusaha beradaptasi dengan perubahan.
Ia mencontohkan yang dilakukan perajin batik ketika pesanan turun selama masa pandemi. Pelaku UMKM ini mengubah arah bisnis sesuai permintaan pasar. Menurutnya, kalau hanya menunggu dan berharap pandemi berakhir, tentu sudah bangkrut saat ini.
“Karena itu saya mengajak semua untuk berpikir bahwa pandemi ini bukan pandemi pertama. Kita harus bersiap (dengan inovasi digital). Anggap ini wajib militer kita, memikirkan apa yang akan dilakukan bila pandemi berikutnya akan terjadi lagi,” ujar William.
Sementara itu Head of Strategy and Business Effectiveness Siloam Hospitals, Charles Wonsono menyampaikan, pandemi COVID-19 memang memberikan dampak semua sektor. COVID-19 memberi tantangan pada layanan kesehatan karena pasien dan dokter khawatir keamanan dari paparan virus. Sehingga pelaku bisnis di sektor kesehatan mengubah layanan.
“Pandemi COVID-19 telah mengubah attitude kesehatan. Sektor healthcare harus memikirkan pelayanan yang baru. Salah satunya melalui digitalisasi,” kata Charles di sesi yang dipandu Chief Content Officer Hukumonline.com ini.
Ia mengatakan, modernisasi teknologi telah dilakukan perlahan sebelum pandemi. Tapi sekarang jadi tren dan sangat urgen dilakukan di dunia kesehatan untuk mengakselerasi secara cepat. Pelaku sektor kesehatan dituntut melakukan penyesuaian, termasuk dokter diharapkan dengan cepat belajar dan menggunakan digital tools dalam memberikan layanan.
Mengutip hasil riset Boston Consulting Group (BCG) tahun 2020 dari sisi digitalisasi, healthcare akan tumbuh dan bertransformasi dalam 5 – 10 tahun ke depan, mengikuti telekomunikasi, banking, retail, transportasi yang maju pesat dan sukses.
“Hanya persoalan waktu, healthcare bertransformasi dibentuk oleh digital dan kemajuan teknologi,” tuturnya.
Direktur Astra Digital International, Kemas Henry Kurniawan menjelaskan, perusahaan Astra selalu menggunakan kata inovasi dan mengembangkan program yang mendorong pengembangan inovasi dan kolaborasi. Ia mencontohkan Astra berkolaborasi dengan ratusan anak muda melalui kampung berseri di 900-an desa di 34 Provinsi. Pengembangan lainnya melalui program Astra Sehat, Astra Kreatif, Astra Cerdas, dan Astra Hijau.
Sedangkan Lemonilo pada awal berdiri sudah memposisikan diri sebagai “tech-enabled fast moving customer good/ FMCG”. Istilah ini masih jarang, bahkan istilah yang baru muncul di 2016.
“Baru sekarang benar-benar dirasakan manfaat teknologi di dalam marketing produk kami. Lemonilo memilih food, mengajak orang menjadi lebih sehat dengan konsumsi makanan sehat sehingga jangan sampai sakit,” ujar Ronald Wijaya, Co-founder Lemonilo di sesi yang sama.
Menurut Ronald, membutuhkan waktu lama untuk menggeser gaya hidup sehat, tapi pandemi COVID-19 mempercepat kesadaran orang-orang menjadi lebih sehat. (yas)