YOGYAKARTA, fornews.co‒Perang Jawa telah menewaskan ribuan manusia. Sejarah Pangeran Diponegoro menjadi catatan penting. Namun, masih banyak buku tentang Pangeran Diponegoro merujuk kepada sejarah yang ditulis oleh Belanda.
Bertajuk “Pameran Sastra Rupa Gambar Babad Diponegoro” yang dibuka oleh Moetaryanto Poerwoaminoto AO, Jum’at dua pekan lalu, mendapat apresiasi dari masyarakat Yogyakarta.
Sedikitnya terdapat 50 lukisan menceritakan Perang Jawa Pangeran Diponegoro yang dipamerkan di Jogja Gallery, Jalan Pekapalan No.7 Alun-alun Yogyakarta, hingga tanggal 24 Februari 2019 mendatang.
Baca: Pameran Lukisan tidak Hanya Dinikmati Kolektor
“Lukisan dalam pameran ini dikerjakan dari sebuah naskah penting yang dikerjakan sendiri oleh Diponegoro,” kata Daru Artono, Humas Pameran Gambar Babad Diponegoro.
Naskah yang disebut sebagai ‘Babad Diponegoro’ itu dikerjakan ketika Pangeran Diponegoro diasingkan di Manado pada tahun 1831 hingga 1832.
Pameran ini digagas sebagai sosalisasi Babad Diponegoro yang telah dipilih UNESCO pada tahun 2013 sebagai “Memory of the World”.

Sejumlah 50 kisah Pangeran Diponegoro menjadi pengantar pada setiap lukisan dalam pameran ini. Terdapat lebih dari 100 pupuh dalam 1000 halaman diambil dari Babad Diponegoro yang diejawantahkan oleh 51 pelukis kontemporer ternama di Indonesia.
Para perupa yang turut berpameran yakni Agus Triyanto BR, Astuti Kusumo, Bambang Nurdiansyah, Bambang Sudarto, Camelia Mitasari Hasibuan, Cipto Purnomo, Dadi Setiyadi, Deddy Paw, Djoko “Timun” Mursabdo, Dyan Anggraini, Eddy Sulistyo, Edwin Istopi Raharjo, Edi Maesar, Enka Komariah, F. Sigit Santoso, Galuh Tajimalela, Hadi Soesanto, Haris Purnomo, Heru Dodot Widodo, Isur Suroso, Januari, Joko Sulistiono, Joseph Wiyono, Laila Tifah, Laksmi Sitaresmi, M. Aidi Yupri, Mahdi abdullah, Muhammad Andik “Gus Black”, Muji Harjo, Nana Edja, Nano Warsono, Nasirrun, Roadyn Choerodin, Robi Fathoni, Rudy Mardijanto, Ronald Manullang, Setyo Priyo Nugroho, Sigit Raharjo, S. “Soneo” Santoso, Stefan Buana, Suharmanto, Suitbertus Sarwoko, Suraji, Suryadi Suryatmina, Totok Buchori, Tumariyanto, Ugo Untoro, Ugy Sugiarto, Wahyu Teres, Y. Indra Wahyu, dan Yaksa Agus. Dikuratori oleh Dr. Mikke Susanto, MA dan Dr. Sri Margana, M.Phil.
Pameran diselenggarakan oleh Jogja Gallery dan Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (Patrapadi). (Adam)