JAKARTA, fornews.co-Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, turut merespon terkait perjanjian pemesanan vaksin untuk Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang telah dibuat Bio Farma dengan produsen vaksin asal Inggris dan Amerika.
Menurut Retno, vaksin berplatform viral vectors produksi AstraZeneca asal Inggris, telah memperoleh izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Produk Obat dan Kesehatan, atau Medicines & Healthcare products Regulatory Agency (MHRA) Inggris.
“Tentu ini kabar baik untuk kita semua, karena MHRA merupakan salah satu dari enam stringent regulatory authorities yang memiliki mekanisme reliance dengan BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan),” ujar Retno, dalam keterangan persnya, Kamis (31/12).
Kemudian, Novavax merupakan produsen vaksin dari Amerika Serikat yang memproduksi vaksin dengan platform recombinant protein subunit.
Retno menjelaskan, melalui mekanisme reliance ini, maka proses penerbitan EUA atas vaksin AstraZeneca di Indonesia akan lebih mudah. Karena EUA di Inggris tersebut dapat dijadikan basis dan reviu dikeluarkannya EUA di Indonesia.
“Upaya terkoordinasi dengan semua pihak dan lembaga terkait baik di Indonesia maupun di luar negeri terus dilakukan untuk mempercepat proses EUA vaksin COVID-19 di Indonesia,” jelas dia.
Retno mengungkapkan, bahwa pemerintah terus melakukan upaya mengamankan kebutuhan vaksin COVID-19 bagi rakyat Indonesia yang diperkirakan mencapai 426 juta dosis vaksin.
“Sejak awal kita terus menjalin komunikasi untuk mengamankan suplai (vaksin COVID-19) dari berbagai dari berbagai sumber lain,” ungkap dia.
Selain kedua produsen tersebut, urai Retno, secara paralel juga dilakukan pembicaraan berkesinambungan dengan Pfizer, produsen vaksin dari Amerika Serikat dan Jerman.
Kemudian, Indonesia juga berupaya memperoleh vaksin melalui kerja sama multilateral dengan GAVI (Global Alliance Vaccines and Immunization) melalui COVAX/GAVI yang akan memberikan vaksin secara gratis. COVAX/GAVI diinisiasi oleh aliansi vaksin GAVI serta didukung WHO dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI).
“Indonesia telah mengirimkan dua dokumen aplikasi yaitu Vaccine Request dan Technical Assistant Form kepada COVAX pada bulan November dan Desember,” urai dia.
“Selanjutnya melalui diplomasi, kita juga akan terus mengawal submisi dokumen lainnya, yaitu Vaccine Request Form Part B mengenai indemnifikasi yang menurut rencana akan kita serahkan pada 8 Januari 2021 dan juga Cold Chain Equipment (CCE) Support Request terkait dengan kapasitas teknis sistem pendingin vaksin pada kuartal pertama tahun 2021,” kata dia.
Tak lupa, Retno mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
“Tetap patuhi 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan). Semoga Allah melindungi kita, melindungi bangsa Indonesia,” tandas dia. (aha)
#satgascovid19 #ingatpesanibu #ingatpesanibupakaimasker #ingatpesanibujagajarak #ingatpesanibucucitangan #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun