PALEMBANG, fornews.co – Sebagai perusahaan fintech pionir peer-to-peer lending, PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) fokus pada pemberdayaan perempuan pengusaha mikro di pedesaan.
Pada 2021 ini, Amartha mencatatkan pertumbuhan signifikan tiga kali lipat khusus wilayah Sumatra, dengan total penyaluran pendanaan mencapai Rp785 miliar, meningkat lebih dari 190% jika dibandingkan penyaluran di periode tahun 2020 yakni sebesar Rp269 miliar.
Hadi Wenas, Chief Commercial Officer Amartha menyampaikan, telah ekspansi ke Pulau Sumatra sejak tahun 2020 lalu, tepat sebelum pandemi melanda Indonesia. Keputusan ke Pulau Sumatra ini merupakan keputusan yang tepat,
“Karena performa bisnis di luar pulau Jawa justru mendominasi pertumbuhan bisnis Amartha di tahun 2021 ini, sehingga menghasilkan performa keuangan yang sehat dan stabil,” ujar dia, Rabu (27/10/2021).
Strategi untuk memperluas penyaluran pendanaan ke luar pulau Jawa, ungkap Hadi, merupakan wujud dukungan Amartha terhadap peraturan OJK, yang mengimbau perusahaan fintech untuk menyalurkan pendanaan ke luar pulau Jawa.
Amartha juga mencatatkan peningkatan jumlah outstanding loan untuk wilayah Sumatra. Pada 2021 ini, jumlah outstanding loan mencapai Rp552 miliar, lebih tinggi 208% jika dibandingkan jumlah outstanding loan tahun 2020 yang sebesar Rp179 miliar.
Hadi memaparkan, Sumatra Selatan masuk sebagai provinsi di Sumatra dengan pertumbuhan paling pesat, jika dibandingkan dengan tahun 2020 dengan jumlah pencairan sebesar Rp139 miliar. Hingga pertengahan bulan Oktober 2021, Amartha telah menyalurkan pendanaan kepada lebih dari 38 ribu mitra perempuan pengusaha mikro di Sumsel.
M Akib, Head of Micro Business Amartha wilayah Sumatra melanjutkan, pihaknya mengerahkan lebih dari 1.000 tenaga lapangan yang tersebar di Pulau Sumatra, untuk memonitor perkembangan usaha para mitra.
“Ini salah satu strategi kami untuk memastikan kualitas pinjaman dari mitra, yang hasilnya dapat dilihat dari angka peningkatan penyaluran pendanaan wilayah Sumsel dari Rp54 miliar menjadi Rp139 miliar di tahun 2021,” ujar dia.
Wilayah Sumsel, terang Akib, mencatatkan pertumbuhan outstanding loan hingga tiga kali lipat dibandingkan periode tahun 2020, yakni Rp35 miliar dan Rp112 miliar di tahun 2021 ini. Beberapa wilayah binaan di Sumsel menunjukkan performa yang baik, sebut saja Banyuasin, Seberang Ulu, dan Kalidoni, yang tercatat memiliki repayment rate mencapai 100%.
“Untuk mendukung akselerasi pengembangan UMKM di wilayah Sumsel, Amartha menjalin kolaborasi sinergis dengan Bank Sumsel Babel. Kerja sama ini diresmikan melalui penandatanganan MoU antara Amartha dengan Bank Sumsel Babel akhir Oktober 2021,” terang dia.
Sementara, Antonius Prabowo Argo, Direktur Bisnis Bank Sumsel Babel menuturkan, pihaknya menyambut baik kolaborasi yang bersinergi dengan Amartha. Mereka melihat, konsep bisnis Amartha sejalan dengan tujuan Bank Sumsel Babel yang berkomitmen untuk membangun kesejahteraan melalui layanan permodalan bagi UMKM.
“Ini salah satu strategi Bank Sumsel Babel untuk mempercepat dan memperluas penyaluran pendanaan, khususnya bagi pelaku usaha mikro di Sumatra Selatan dan ke depannya yaitu Bangka Belitung,” tutur dia.
Amartha juga melakukan digitalisasi pedesaan dengan menyediakan aplikasi Amartha+ bagi para borrower. Aplikasi ini memfasilitasi belanja borongan atau grosir bagi borrower, serta layanan pembelian pulsa hingga pembayaran tagihan listrik.
Sebanyak lebih dari 48.000 mitra di Sumatra telah menggunakan aplikasi Amartha+ untuk belanja borongan, sehingga dapat memperoleh harga bahan baku yang lebih murah dan meningkatkan porsi laba. (aha)