JOGJA, fornews.co –JAFF MARKET, pasar film pertama dan terbesar di Indonesia, resmi menutup perhelatannya di Jogja Expo Center (JEC) pada Kamis, 5 Desember 2024.
“Selama tiga hari diselenggarakan JAFF MARKET menunjukkan tingginya antusiasme para pelaku industri film di Indonesia,” ujar Ajish Dibyo selaku Executive Director JAFF MARKET.
JAFF MARKET pertama dan terbesar di Indonesia itu menarik perhatian industri film di Indonesia maupun internasional.
Bahkan selain perusahaan film, JAFF MARKET dibaca oleh perusahaan musik dan media, sebagai penanda untuk berkolaborasi.
Tingginya antusiasme para pelaku industri film di Indonesia terlihat dari catatan jumlah meeting selama JAFF MARKET berlangsung.
Dilaporkan, selama tiga hari diselenggarakan JAFF MARKET tercatat 6.723 pengunjung, 1.767 meeting dan 1.054 market badge.
Selama diselenggarakan JAFF MARKET dengan 151 booth setidaknya ada 61 MOU yang telah ditandatangani dan sebanyak 164 jurnalis hadir dari berbagai negara.
Dikatakan Ajish, capaian ini bukan hanya sebuah kebanggaan bagi industri perfilman Indonesia, tetapi juga menjadi pencapaian besar bagi Indonesia di kancah internasional.
Capaian lainnya datang dari program JAFF Future Project (JFP) yang menerima 74 pendaftaran, 10 project terpilih yakni 7 project dari Indonesia, 1 project dari Malaysia, dan 2 project dari Australia.
JFP juga telah berhasil mengadakan 243 meeting dan menghasilkan 4 award yaitu, Kongchak Award, Whitelight Post-Production Award, dan dua dari BSM Award.
Sementara untuk program JAFF Content Market, menerima 43 pendaftar dengan 10 project terpilih yang telah menghasilkan 144 meeting.
Penyerahan sertifikat untuk para pemegang IP dilakukan di JAFF MARKET Stage.
Tidak hanya penyerahan sertifikat untuk peserta JAFF Content Market, penyerahan sertifikat juga diberikan kepada para peserta JAFF Future Project, JAFF Talent Day dan peserta France Lab.
Selain berbagai capaian jumlah data yang fantastis, salah satu pencapaian yang juga patut untuk dibanggakan.
Ajish menyebut beberapa perjanjian dan kolaborasi berhasil dijalankan di Panggung JAFF MARKET.
Kementerian Kebudayaan Indonesia mengumumkan kemitraan dengan Pemerintah Kerajaan Belanda di bidang ko-produksi audiovisual.
Kolaborasi ini memberikan kesempatan bagi pembuat film dari kedua negara untuk menerima pendanaan dari kedua pemerintah.
Perjanjian ini ditandatangani oleh Direktur Jenderal Kebudayaan dan Media dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda, Barbera Wolfensberger, dan Wakil Menteri Kebudayaan Indonesia, Giring Ganesha.
Sementara itu, MAGMA Entertainment menjalin kolaborasi dengan Komet Productions dari Malaysia dan Caravan Studio.
Closing Ceremony dari JAFF MARKET ditutup dengan pengumuman awards dari JAFF Future Project yang diberikan kepada:
1. Kongchak Award: The Silent Village (AMAN/DAMAI), directed by Ho Yuhang, produced by Lorna Tee.
2. White Light Post-Production Award: Pangku, directed by Reza Rahadian, produced by Arya Ibrahim & Gita Fara.
3. BSM Awards: The Silent Village (AMAN/DAMAI), directed by Ho Yuhang, produced by Lorna Tee.
4. BSM Awards: Until Death (Sampai Mati) directed by Ben Golotta, produced by Morgan Wright & Ben Gollotta.
Turut mengisi Closing Ceremony JAFF MARKET, SMKN 2 Kasihan Bantul dan SMM Yogyakarta, menyanyikan dua lagu tema “Ada Apa dengan Cinta”.
JAFF MARKET ditutup dengan Miles Films yang mengumumkan film terbaru mereka, “Rangga & Cinta” yang akan memulai proses produksi dengan dukungan dari Barunson E&A dan Imajinari berkat jejaring di JAFF MARKET. (adam)