fornews.co–Perang Jawa membuat Belanda bangkrut. Perlawanan Pangeran Diponegoro dan Pakubuwana VI tercatat dalam sejarah dunia.
Belanda mengira Raja ke-5 Kasunanan Surakarta bermusuhan dengan Pangeran Diponegoro meski Pakubuwana VI dalam posisi sulit.
Keterikatan perjanjian Pakubuwana VI dengan Belanda tidak menyurutkan semangatnya mendukung perlawanan Pangeran Diponegoro terhadap Belanda.
Dalam Babad Dipanegara, Raden Mas Sapardan yang bergelar Sri Susuhunan Pakubuwana VI secara diam-diam memberikan dukungan penuh kepada Pangeran Diponegoro untuk menghabisi Belanda dengan siasat berpura-pura saling berperang.
Siasat itu disebut “Mimis Kencana” untuk mengelabuhi pihak Belanda. Padahal, keduanya sering melakukan pertemuan secara diam-diam. Bahkan, Bendara Raden Mas Mustabar bergelar Pangeran Diponegoro menyempatkan berunding ke Karaton Surakarta Hadiningrat.
Meletusnya perang Jawa juga menjadi sejarah kelam bagi Belanda yang menewaskan ribuan serdadu. Belanda rugi besar dan mengatur strategi ulang dengan cara pengkhianatan.
Orang Jawa yang mudah tergiur harta, tahta dan wanita, menjadi senjata pamungkas bagi Belanda untuk meruntuhkan kekuatan Mataram.
Belanda menyusupkan pengkhianat-pengkhianat ke Mataram agar Pangeran Diponegoro beserta seluruh pengikutnya kalah.
Namun, Belanda tidak mudah untuk menggempur kekuatan Pangeran Diponegoro atas dukungan Sri Susuhunan Pakubuwono VI.
Selain “Mimis Kencana” siasat lainnya adalah “Candradimuka” yang membicarakan tentang jalannya perang melawan Belanda.
Siasat Candradimuka diambil dari sebuah cerita pewayangan tokoh Gatotkaca.
Pakubuwana VI yang melakukan aksi ganda kemudian ditangkap Belanda tanggal 8 Juni 1830 setelah dicurigai menolak menyerahkan sebagian wilayah kekuasaannya kepada Belanda.
Pakubuwana VI ditangkap di Mancingan kawasan pesisir Selatan Bantul oleh Residen Yogyakarta, Van Nes dan Letnan Kolonel B. Sollewijn.
Belanda kemudian membuang Pakubuwana VI ke luar Jawa. Ketakutkan Belanda terhadap Pakubuwana VI menyebabkan Raja ke-5 Kerajaan wangsa Mataram Surakarta dibuang ke Ambon pada 8 Juli 1830.
Begitu juga Pangeran Diponegoro yang akhirnya berhasil ditangkap Belanda pada 28 Maret 1830 karena pengkhianatan.
Sebelum akhirnya dibuang ke Sulawesi, Pangeran Diponegoro sempat dibawa ke Semarang dan Batavia.
Pada Juli 1833, Pangeran Diponegoro akhirnya dibuang ke Makasar bersama keluarganya termasuk orang kepercayaannya hingga akhir hayatnya. (adam)
Copyright © Fornewsco 2023. All rights reserved.