YOGYA, fornews.co — Mocopat Syafaat pada 17 September lalu tampak berbeda dari sebelumnya. Kolaborasi Kiai Kanjeng dan LKMS memukau jamaah maiyah yang hadir di TKIT Alhamdulillah Tamantirto, Kasihan, Yogyakarta.
Mocopat Syafaaf kali ini menjadi paling ditunggu oleh jamaah maiyah di Yogyakarta yang menggandrungi sastra. Pasalnya, salah satu budayawan sekaligus tokoh sastra di Yogya tampil membacakan karya sajaknya.
Tokoh sastra, Mustofa W Hasyim, tidak saja menghibur jamaah maiyah pada Mocopat Syafaat dengan kekhasan jenakanya, namun, juga mengkritik pemimpin yang lupa diri.

Diiringi Kiai Kanjeng, Mustofa, membacakan dua sajak berjudul “Cu Lucu, Lucu Cu” dan “Jenang Jagung, Jagung Jenang”.
Kedua sajak itu menyindir pemimpin yang lupa diri dan dzalim kepada rakyat dengan kata-kata satire.
“Agar kita tidak bingung menyikapi keadaan yang berkembang di sekitar kita. Bagi banyak yang lucu,” terang Mustofa W Hasyim kepada fornews.co, Selasa (19/9/2023).
Kiai Kanjeng yang memainkan “Gundul-gundul Pacul” dengan warna jazz yang rancak menjadi pengantar edisi musikalisasi puisi.
Salah satu personil Kiai Kanjeng sekaligus mantan personil Esnanas dan Seventeen, Doni, sebagai moderator pada sesi kedua menanyakan makna “Gundul-gundul Pacul” kepada Mustofa salah seorang sesepuh Maiyah.
“Gundul-gundul Pacul” dimaknai seorang pemimpin harus menjaga amanat rakyat untuk kesejahteraan rakyat dan tidak serampangan.
“Maka, dia harus berhati-hati memimpin tidak boleh cengengesan (tidak serius),” jelasnya.
Mustofa menyebut, seorang pemimpin tidak boleh merasa paling kuat seperti dalam peribahasa Jawa “Asu gedhe menang kerahe”.
“Asu gedhe menang kerahe” Jika diartikan dalam Bahasa Indonesia adalah orang yang merasa besar dan kuat, merasa menang dan suaranya harus didengarkan oleh yang lemah.
Menurut Mustofa, jika demikian sangatlah berbahaya pemimpin yang dzalim kepada rakyat karena menyalahgunakan kekuasaan.

Kolaborasi musikalisasi puisi pada Mocopat Syafaat itu menjadi sajian menarik karena menghadirkan Lingkar Keluarga Mocopat Syafaat (LKMS).
Kolaborasi Kiai Kanjeng dan LKMS menjadi warna baru Mocopat Syafaat. Penampilan lima perempuan maiyah yang bertemu di Yogya itu menjadi kekhasan sastra tersendiri.
Kelima perempuan LKMS itu yakni Arsi dari Mercu Buana asal Kendari, Hajar dari Amikom asa kendari, Rani dari UIN asal Samarinda, Anka asal Yogyakarta dan Gielsa dari Unper asal Tasikmalaya. Mereka juga mengcover karya Letto dalam puisi. (adam)
Berikut karya Mustofa W Hasyim yang dibacakan pada edisi musikalisasi puisi di Mocopat Syafaat.
CU LUCU LUCU CU
Cu lucu, lucu cu
Cu lucu, lucu cu
Ce lece, lece ce
Ca laca, laca ca
Cu lucu, lucu cu
Cu lucu, lucu cu
Ci lici, lici ci
Co loco, loco co
Apanya yang lucu?
Yang lucu, ya yang lucu
Apa yang lucu lucu?
Yang lucu lucu, ya yang jelas lucu lucu
Benar kan?
Memang,
Yang lucu itu, kadang ada di dalam laci
Tapi boleh juga, yang lucu muncul di luar laci
Nggak apa-apa kan?
Lucu ‘kan hukumnya mubah
Boleh sembunyi di dalam laci
Boleh pamer lucu, di luar laci
Tidak ada satu undang-undang, atau peraturan daerah yang melarangnya
Sebab,
Kalau melarang lucu sembunyi di dalam laci
Atau, melarang lucu pamer di luar laci
Itu kurang gawean namanya
Padahal,
Yang namanya gawean sekarang banyak sekali
Misalnya, meluruskan yang bengkok
Bagi orang iseng,
Membengkokkan yang lurus juga merupakan pekerjaan yang menghasilkan keringat dan kritikan
Cu lucu, lucu cu
Cu lucu, lucu cu
Ce lece, lece ce
Ca laca, laca ca
Ci lici, lici ci
Co loco, loco co
Aku bilang, “cu”
Kau bilang, “ca”
Aku bilang, “cu”
Kau malah bilang, “ci”
Caci dan cuci, apa bedanya?
Bedanya, caci bukan cuci
Dan cuci bukan caci
Kalau cucu dan mecucu, apa bedanya?
Cucu itu biasa
Tapi mecucu itu lucu
Apalagi dicampur mrengut
Syahdan,
Kini sampailah di sebuah negeri menderita badai dan gempa kelucuan yang sangat dahsyat
Saking dahsyatnya,
Orang-orang tidak sempat tertawa
Malah beradu marah
Lha piye iki jal?
Piye piye piye
Mbuh, ra weruh
Piye piye piye
Pura-pura ora weruh
Sesungguhnya,
Kelucuan negeri ini perlu diselesaikan
Dengan cara lucu, atau
Dengan cara tidak lucu?
Saya tidak tahu
Cu lucu, lucu cu
Cu lucu, lucu cu
Mustofa W Hasyim, 2023
JENANG JAGUNG
JAGUNG JENANG
Jenang jagung
Jagung jenang
Jenang jagung
Jagung jenang
Jenang jagung
Jagung jenang
Jangan bingung
Apike tenang
Jenang jagung
Jenang gempol
Jangan bingung
Apalagi mendongkol
Jenang jagung
Jenang tela
Jangan bingung
Apike isa rumangsa
Jenang jagung
Jenang gandum
Jangan bingung
Apike diokehi senyum
Jenang jagung
Jenang monte
Jangan bingung
Apalagi leda lede
Jenang jagung
Jenang dodol
Jangan bingung
Apike mrojol
(Selane garu)
Jenang jagung
Jagung jenang
Jangan bingung
Apike tenang
Mustofa W Hasyim, 2023
Copyright © 2023 fornews.co. All rights reserved.