JOGJA, fornews.co — Wyndham Garden Jogja Confference Hotel and Action Park bekerja sama dengan Cigar Universe Asia menggelar Guyub Herf.
Acara yang digelar pada Ahad malam, 23 Februari 2025, di Gedung Tirta Stage and Merapi Lounge Ramada, mengundang para pecinta dan penikmat cerutu di Jogja hingga produsen cerutu lokal.
Wyndham bekerja sama dengan media Cigar Universe Asia yang disponsori oleh Taru Martani menginisiasi pertemuan tersebut.
Rio Mahendra selaku General Manager Wyndham menyebut Merapi Lounge bar, cofe and resto, telah dikenal sebagai tempat pertemuan oleh berbagai komunitas di Indonesia, khususnya di Jogja.
“Dan malam ini, 23 Februari 2025, kita acara Cigar Competition mengundang penguasaha dan penikmat cerutu di Jogja,” katanya.
Sebelumnya, di tempat yang sama, pihaknya juga menggelar Stand up Comedy.

Kata Rio, Merapi Lounge Ramada sebagai bar, cofe and resto akan terus dipergunakan untuk berbagai event komunitas.
“Acara ini hanya dengan Rp.100 ribu per orang sudah mendapatkan free flow snack dan drink,” terangnya.
Ke depan pihaknya akan kembali menggelar acara serupa bekerja sama dengan komunitas kopi dan barista.
Bahkan, dalam waktu dekat ini Wyndham bakal menggelar acara istimewa bekerja sama dengan UMKM disponsori oleh Bank BRI dengan melibatkan 20 pelaku usaha.
Di bulan Ramadan nanti Wyndham akan menggelar takjilan Ramadan menyajikan 99 menu buka puasa hanya dengan Rp. 129 ribu per orang.
“Harapannya, Merapi bar, cofe and resto, menjadi tempat berkumpulnya berbagai komunitas di Indonesia terkhusus di Jogja,” katanya.
Perlu diketahui, Wyndham tercatat dalam Rekor Muri dengan hotel yang memiliki fasilitas olahraga terbanyak di Indonesia.
Wyndham memiliki skatepark yang dapat mengakomodir olahraga ekstrem seperti Skateboard, BMX dan Pushbike.
Kepada fornews.co, Rio menginformasikan Wyndham siap merespon turnamen renang anak dan telah membuat kelas renang karena memiliki swimming pool dan swimming olympic.
Saat ini pihaknya sedang membangun lapangan tenis untuk menfasilitasi olahraga tenis.
Pembangunan lapangan tenis itu digarap setelah bertemu dengan komunitas olahraga Tenis Woman Club di sejumlah kota di DIY dan Jateng.

Ketua Komunitas Cerutu Indonesia, Benny Prasetyo K, sekaligus Founder and Publisher Cigar Universe Asia berharap semakin bermunculan para pecinta cerutu di Jogja dan Solo.
Tetapi, komunitas di Jogja tidak terlihat seperti di Solo yang terus bermunculan.
“Komunitas pecinta cerutu di Solo lebih banyak dibanding Jogja,” katanya.
Kepada fornews.co dirinya sempat keheranan terhadap menjamurnya toko-toko cerutu dan tembakau di Jogja. Bahkan, terdapat pabrik cerutu tertua dan terbesar di Indonesia.
Sayangnya, kata dia, cerutu masih dianggap barang mewah dan mahal. Padahal, siapapun bisa mendapatkannya dengan harga terjangkau.

Menurut dia, jika cerutu dijual eceran mulai 10 ribu perbatang siapapun akan bisa menikmati tembakau asli Indonesia.
Dengan adanya komunitas cerutu, lanjut dia, masyarakat akan mendapatkan tempat yang konsisten untuk menikmati cerutu.
Belum mengetahui keberadaan komunitas cerutu di Jogja, ia lantas mengajak komunitas cerutu di Solo untuk meramaikan acara di Wyndham.
Mengetahui Taru Martani telah membuka diri dengan menggelar berbagai acara, pihaknya kemudian menggandeng produsen cerutu tertua dan terbesar di Indonesia sebagai simbol konsistensi penikmat cerutu di Jogja.

Direktur Taru Martani, Widayat Joko Priyanto, menyambut baik acara yang digelar Wyndham.
“Acara seperti ini sangat menarik karena mengumpulkan cigar lover yaitu para pecinta dan penikmat cerutu,” ungkapnya.
Ia berharap semakin banyak event reguler atau berbagai acara untuk para pecinta dan penikmat cerutu di Jogja.
Apa yang diproduksi oleh Taru Martani bukan sekadar cerutu tetapi kepada pelestarian warisan karena berdiri sejak 1918.
Ia menceritakan awal mula pabrik cerutu berdiri sebelum berubah nama menjadi Taru Martani.
Semula pabrik ini bernama N.V. Negresco didirikan oleh orang Belanda bernama Adolphe Antonie Louis Marie Mignot.

Pabrik ini mengalami berbagai peristiwa panjang di masa Perang Dunia II hingga kemerdekaan.
Tahun 1942, ketika Jepang menjajah Indonesia, pabrik cerutu ini pernah diambil alih oleh Jepang.
Selama dikuasai Jepang, pabrik cerutu N.V. Negresco, diubah nama menjadi Jawa Tobacco Kojo.
Namun, tiga tahun kemudian pada 1945 ketika Jepang bertekuk lutut dan diusir, Indonesia mengambil alih seluruh aset Jawa Tobacco Kojo dari pemerintah Jepang.
Setelah berhasil dikuasai, di masa Sri Sultan Hamengku Buwana IX, perusahaan cerutu diberi nama Taru Martani.
Taru Martani berasal dari “taru” yang berarti daun dan “martani” berarti kehidupan yang memiliki makna daun tembakau adalah sumber penghidupan.
Taru Martani memproduksi 14 jenis cerutu yang sudah terkenal di dunia sebagian di antaranya Slim Pantella, Extra Cigarillos, Senoritas, Corona, Royal, Churchill dan Super Rothschild.

Produknya diekspor ke Eropa, Asia Tengah dan Timur Tengah. Termasuk Kuba tempat kelahiran Che Guevara.
Taru Martani merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bergerak di bidang industri cerutu dan tembakau.
Setiap pembuatan cerutu yang diproduksi Taru Martani mengunakan cara manual dengan tangan.
Guna menjaga sejarah, bangunan fisik pabrik Taru Martani kemudian ditetapkan menjadi Bangunan Cagar Budaya pada tanggal 26 Maret 2007 dengan Surat Keputusan Permenbudpar No.PM.25/PW.007/MKP/2007.
Acara dihibur oleh gamelan dan tarian Gelung Tirta serta live DJ Performance Merapi Lounge. Riramaikan pula dengan Ice Breaker Games, Long Ash Competition, Quiz dan ditutup dengan foto bersama. (adam)