JAKARTA, fornews.co – Relawan Anies Baswedan (Bala Anies) merespons pernyataan Pelaksana Tugas Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring, yang menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai pembohong.
Sismono Laode, Ketua Relawan Bala Anies menyampaikan, pihaknya mengajak masyarakat tak perlu memperdebatkan statemeni Giring. Menurut mereka, ungkapan tersebut hanya pesan tak berdasar yang sengaja digiring oleh Giring, sosok yang belum banyak pengetahuan seputar politik dan pemerintahan.
“Saya mengajak masyarakat menganggap Giring sebagai guyonan saja. Jangan ditanggapi serius. Wajar, dia baru pertama kali punya pengalaman politik,” ujar Sismono La Ode dalam keterangan pers di Markas Bala Anies yang berlokasi di Yogyakarta, Jumat (24/09/2021) sore.
La Ode mengungkapkan, pesan yang digiring oleh Giring itu memang bersifat provokatif. Secara pribadi dan kelembagaan, La Ode menyayangkan keluarnya statement yang tak berdasar tersebut.
“Jakarta ini secara khusus maupun Indonesia secara keseluruhan, sedang menghadapi Pandemi COVID-19 yang perlu mendapatkan perhatian serius, alih-alih urusan politik praktis,” ungkap dia.
Namun, Sismono La Ode memahami dan menganggap wajar mengapa statement itu bisa dimunculkan Giring. Karena, berbeda dengan partai politik yang umumnya berkelas dan memiliki tingkat literasi tinggi, Giring adalah sosok yang masih pemula, tidak memahami posisi politiknya, dan tidak memiliki rekam jejak aktivis sama sekali sejak menjadi mahasiswa.
“Dia (Giring) memang pandai menguasai panggung, karena sering manggung sewaktu masih menjadi vokalis. Jadi menurut kami, wajar lah. Giring ini baru pertama kali berpolitik. Ia tak mampu membedakan posisinya. Coba cek ketua partai mana yang hanya fokus urus Jakarta? Kan tidak ada. Semua ketua partai berbicara secara nasional,” jelas dia.
“Saya kurang tahu, jangan-jangan PSI emang sekelas Partai Lokal. Jadi wajar memiliki plt ketua yang tidak berkelas, lucu, dan bahkan sengaja menggiring provokasi untuk memecah belah,” sambung La Ode.
La Ode berharap, ke depan Giring bisa segera menyadari kelasnya. Bahwa dalam memimpin partai, yang diayomi bukanlah satu kelompok tertentu ataupun daerah saja. Sebagai partai nasional, konstituennya adalah masyarakat dari seluruh Indonesia. Isunya pun, isu menasional.
“Kita tekankan optimisme dan pendidikan politik yang berkelas kepada masyarakat. Ibaratnya kalau dia bernyanyi janganlah bernada sumbang. Sebenarnya dia telah memiliki skill bernyanyi yang baik dan bisa menghibur, namun sayangnya karakter itu tidak ditularkan di dunia politik. Sungguh ia lupa posisinya,” tandas dia. (aha)