YOGYA, fornews.co—Mahluk alien sangat kaget terhadap manusia yang semakin serakah membabat hutan dan membuat kerusakan di bumi.
Bagong sebagai keluarga Punakawan menjelaskan kepada mahluk alien hal ihwal kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia.
Tetapi, mahluk alien itu masih belum paham mengapa manusia bisa melakukan hal yang demikian buruk.
Kata Bagong, sekarang banyak hutan digunduli, sampah di mana-mana, di mana-mana terjadi kerusakan. Sadar lingkungan harus kembali ditumbuhkan.
Penggalan dialog di atas adalah cerita dalam Wayang Alien yang dimainkan oleh dalang cilik milenial bernama Wisanggeni Darmaning Bawono (12).
Siswa Kelas 6 Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tahunan, Kemantren Umbulhajo, Kota Yogya, itu dengan apik memainkan tokoh-tokoh wayang alien.
Wisanggeni tidak sendiri, dalang cilik wayang alien itu berkolaborasi dengan Bayu Bawono, akrab disapa Mas Bay.
Para penonton diajak ke planet lain saat Wisanggeni memainkan Wayang Alien diiringi sound bernuansa luar angkasa .
“Ide ceritanya muncul dari Wisanggeni,” kata Bayu Bawono, mantan gitaris I Hate Mondayz, Selasa.
Ayah dari Wisanggeni itu mengaku tidak mengetahui kalau anaknya dapat memainkan Wayang Alien.
Kepada fornews.co, Bayu mengungkapkan ketika Wisanggeni masih duduk di Kelas 2 sangat menyukai tokoh-tokoh wayang, terutama Punokawan.
“Sudah menyukai wayang sejak Kelas 2 SD, dan dia selalu mengulik tokoh wayang yang disukainya,” katanya.
Wayang Alien itu dimainkan layaknya wayang golek atau wayang beber, dalang tidak harus berada di belakang layar. Terkesan seperti mendongeng sambil membawa boneka.
Meski pementasan Wayang Alien tidak seperti pagelaran wayang pada umumnya, namun, cukup menghibur tamu yang hadir dalam pembukaan Pameran Wayang Alien.
Wayang Alien itu terbuat dari limbah plastik yang sebelumnya dibuat oleh anak-anak Farming Urban Ledok Code peserta Workshop Upcycle Art.
“Kami lantas mengajak Wisanggeni untuk memainkan Wayang Alien di Indonesia UFO Festival,” ujar Hangno Hartono salah satu penggagas Wayang Merdeka.
Indonesia UFO Festival yang digelar pada 20-28 Juli 2022 di Indonesian Visual Art Archive (IVAA) Yogya menghadirkan 14 seniman, siswa SD Tumbuh 2, dan Anak-anak Kampung Code.
Sebagai pegiat seni, Hangno Hartono, mengatakan pementasan Wayang Alien itu mengangkat isu tentang lingkungan dan sampah.
“Sampah dapat menginspirasi untuk sebuah karya seni,” katanya.
Seringkali kreativitas menjadi terhambat karena ketergantungan terhadap uang, kata Hangno, padahal tidak melulu seperti itu.
Ia lantas berseloroh tidak ada hambatan apapun bagi orang yang kreatif untuk menciptakan sebuah karya.
“Limbah plastik pun bisa menjadi karya.”
Pementasan Wayang Alien pada Selasa (19/7/2022) sore itu dihadiri sejumlah media massa yang meliput langsung aksi dalang cilik milenial, Wisanggeni. (adam)