YOGYA, fornews.co – Jumlah kunjungan wisata di Yogya pasca lebaran berbeda dari tahun sebelumnya akibat liburan panjang dan masifnya pertumbuhan tempat wisata di DIY.
Quality Tourism yang kini dikembangkan sebagai dasar konsep pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak hanya mengejar jumlah kunjungan wisatawan.
Kepala pejabat Dinas Pariwisata Provinsi DIY mengatakan perekonomian dan pariwisata saling berkelindan.
“Jadi, angka bukan menjadi ukuran satu-satunya keberhasilan pariwisata,” kata Singgih Raharjo SH MEd, dalam wawancara Radio RRI Yogya pada Jum’at tanggal 5 Mei 2023.
Singgih menyebutkan tercatat 1.449.655 pemudik yang menggunakan kesempatan liburan panjang Lebaran untuk berkunjung ke Yogya meski sebelumnya diprediksi mendekati angka 5 juta.
Dari data itu, kata Singgih, dapat dipastikan kunjungan menyebar ke semua daya tarik wisata, misalnya ke pantai, gunung, aktifitas rafting, dan destinasi lainnya di DIY.
Singgih melaporkan kebanyakan wisatawan yang datang ke Yogya, setelah datang ke sejumlah destinasi, malamnya menikmati Malioboro.
Selain itu, lanjut Singgih, restoran dengan view cantik menjadi tren yang digemari wisatawan.
“Ada penurunan tetapi tidak terlalu banyak. Jadi, sedikit sekali kisaran 19 persen,” ungkapnya.
Meski dinilai terjadi penurunan kunjungan wisata, namun, Malioboro masih menduduki peringkat satu dari 10 destinasi terfavorit di Indonesia.
Dengan konsep Quality Tourism, menurut Singgih, wisatawan akan lebih merasa nyaman saat berkunjung ke Yogya.
Misalnya, ketika melayani tamu sebanyak 100 orang dan 10 orang tentu akan lebih nyaman yang sedikit namun memiliki spending money yang lebh tinggi.
“Tapi bagaimana dengan 10 orang dampak ekonomi yang didapatkan lebih tinggi dibanding menghandel 100 orang,” terangnya.
Dengan menerapkan konsep Quality Tourism, sambung Singgih, tidak hanya membuat wisatawan lebih nyaman. Para pelaku pariwisata akan lebih mudah memberikan layanan secara maksimal sehingga dampak ekonominya akan lebih banyak.
“Ini yang kemudian kita dorong untuk pariwisata saat ini dan ke depan di Yogya,” ujarnya.
Tahun lalu Dinas Pariwisata DIY mengansumsikan spending setiap orang yang datang ke Yogya sebanyak 1 juta yang kemudian tahun ini naik menjadi 1,2 juta meski di Kementerian Pariwisata muncul angka 2,7 juta.
Jika dikonversikan dengan 1.449.655 pengunjung atau wisatawan terdapat 1,7 trilyun dalam perputaran perekonomian di DIY selama liburan Lebaran.
Ketua Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Boby Ardianto Setia Aji, menyebut kunjungan wisata Yogya seharusnya dikomparasikan dengan tahun 2019 bukan tahun 2022.
Hal itu karena pada 2019, sebelum pandemi Covid-19, kondisinya hampir sama dengan 2023.
“Sebenarnya kalau kita komparasi memang tidak sebanding pada saat kita mengkomparasi dengan 2022. Momentum 2022 itu momentum yang memang sulit kita bisa dapatkan karena itu momentum bagaimana sekian dua tahun mereka tertahan,” ungkapnya.
Menurut dia, salah satu penyebab terjadinya penurunan kunjungan wisata karena pertumbuhan pariwisata di kabupaten lebih signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Hal itu justru memiliki daya tampung wisata menjadi besar sehingga wisatawan tidak hanya tersedot pada satu destinasi saja.
Penyebab lain karena tahun ini liburan Lebaran lebih panjang dibanding tahun sebelumnya sehingga memengaruhi pola dan perilaku wisatawan.
Kata Boby, masa liburan yang pendek akan membuat purchase menjadi kuat karena lebih fokus pada spending.
Sedangkan masa libur yang panjang membuat pengunjung atau wisatawan cukup berhati-hati untuk mengatur pengeluaran uang.
“Mereka akan datang ke Yogya tentunya tidak akan bersamaan, ini bisa diamati kondisi lalu lintas yang kroditnya tidak terlalu tinggi dibanding tahun sebelumnya,” kata dia.
Hal itu juga membuat calon wisatawan memiliki banyak pilihan waktu berkunjung ke Yogya.
“Nah, pola-pola ini yang menjadi catatan kita bersama. Mungkin ke depan pola liburan panjang masih akan diberlakukan, tentunya bagaimana strategi kita dalam mengatur sehingga nantinya hal itu dapat disikapi,” kata dia.
Boby berpesan kepariwisataan Yogya ke depan adalah layanan kualitas produk dan hospitality dari seluruh lapisan masyarakat menjadi satu ekosistem yang dibangun bersama menuju destinasi yang bertanggung jawab.
“Insya Alloh dengan integrasi dari empat kabupaten satu kota dan semangat bersama masyarakat berikut pemerintah dan industri menjadi kekuatan pariwisata Yogya ke depan yang luar biasa dan istimewa,” pungkasnya. (adam)
Copyright © Fornews.co 2023. All rights reserved.