LAHAT, fornews.co – Teka teki siapa yang akan mengelola Sriwijaya FC kedepan terjawab sudah. Dia adalah Asfan Fikri Sanaf.
Sesuai janjinya, Gubernur Sumsel Herman Deru membuka apa yang disebutnya sebagai kejutan mengenai pengelola Sriwijaya FC pascapenyerahan saham dari pemilik mayoritas Muddai Madang. Di sela-sela acara silaturahmi bersama jajaran Pemkab Lahat dan tokoh masyarakat di Pendopoan Rumah Dinas Bupati Lahat, Rabu (20/02) pagi, HD membahas mengenai Sriwijaya FC yang kini sedang terpuruk.
“Perlu saya jelaskan Pemprov Sumsel tidak punya saham (di SFC), tapi yang punya itu Yayasan Sepak Bola Sriwijaya yang tersisa 11%. Nah selebihnya itu dimiliki Muddai Madang dalam hal ini owner PT SOM ya memiliki SFC. Tapi saham 88% Pak Muddai itu juga patut dipertanyakan karena (peralihan saham) terjadi setelah Pilkada Gubernur. Sebelumnya Yayasan Sepak Bola Sriwijaya pemegang saham mayoritas, tapi entah kenapa ada kondisi khusus Pak Muddai harus menerima pengalihan saham sebelum saya dilantik sebagai Gubernur Sumsel,” ujar HD.
Meski demikian, HD tidak mau menebak-nebak dalam mengambil kesimpulan apa yang sebenarnya terjadi. HD menegaskan, sebagai Gubernur dirinya tidak mau menjadikan SFC sebagai komoditas politik.
“Anak saya, anak Pak Wagub tidak boleh urus (SFC) walau paham soal sepak bola. Jangan sampai ada pemikiran keluarga kami ingin menjadikan SFC sebagai komoditas politik. Dengan desakan yang begitu besar dari masyarakat tentang prestasi SFC yang terus merosot dan puncaknya setelah berproses keikhlasan Pak Muddai berikan sahamnya, maka dengan ini pengelolaan SFC kedepan akan diserahkan kepada Pak Asfan Fikri Sanaf,” tutur HD.
Menurut HD, penunjukan Asfan untuk mengelola SFC, bukan hanya kepercayaan yang diberikan oleh manajemen akan tetapi juga masyarakat Sumsel khususnya pecinta SFC. HD juga meminta kedepan SFC tidak selalu bergantung dengan Pemda. Sebab terdapat regulasi yang mengatur batasan-batasan sejauh mana Pemda bisa intervensi.
“Harapan saya dan juga tentunya masyarakat Sumsel, SFC harus kembali menuai prestasi. Bagaimanapun SFC ini pernah menjadi klub yang paling disegani saat meraih double winner di musim 2007/2008. Tapi sekarang ada di Liga 2, bagaimana target musim ini harus dibuat rencana strategisnya. Tentunya ada masa transisi dan beberapa penyesuaian baik di manajemen, pemain, PSSI. Tinggal lagi bagaimana transisi itu dijalankan, cepat atau lambat,” kata HD.
HD pun menginstruksikan Asfan untuk mengambil berbagai langkah strategis agar SFC tidak semakin terpuruk. Apalagi di laga terakhir kontra Madura United, Laskar Wong Kito yang hanya diperkuat pemain lokal Sumsel dicukur 5 gol tanpa balas. (ije)