BANTUL, fornews.co – Netizen diserang soal curhatan Pantai Parangtritis tak nyaman lagi yang diunggah di salah satu grup di fesbuk.
Curhatan itu bermula akun Revsport Gear berkunjung ke Pantai Parangtritis yang terletak di Kelurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, pada Sabtu, 18 Maret 2023.
Ia bermaksud bersenang-senang bersama keluarga meluangkan waktu libur untuk menikmati deburan ombak Parangtritis.
“Sampai di sana makan siang di bawah teduhnya pohon cemara. Lagi asik makan, debu pasir beterbangan yang tidak biasa,” tulis akun Revsport Gear di grup ICJ yang diunggah pada Senin (20/3/2023) dengan ribuan jempol dan ratusan komentar.
Menurutnya, kendaraan-kendaraan yang disewakan itu menjadi penyebab debu beterbangan lantaran pengendaranya berkebutan main di atas pasir kering.
Merasa terganggu mereka pun memilih pindah mendekati bibir pantai yang tanahnya cenderung lembab dan tidak berdebu.
“Kami kemudian menuju pinggir pantai. Suara deburan ombak kalah dengan derungan knalpot yang ke sana-ke mari,” kata Revsport Gear dalam status.
Ia pernah merasakan Pantai Parangtritis yang asri dengan debur ombak dan pemandangan indah.
“Yang saya rasakan saat ini pantai yang dulu asri dengan suara ombak dan pemandangan yang nyaman sudah tidak ada lagi,” kata dia.
Merasa kesal dan kecewa, mereka mencari tempat lain yang masih di kawasan Parangtritis.
Sebuah tempat pemandian air hangat kembali membuat kecewa. Pasalnya, air yang dipakai untuk mandi dan berendam itu keruh, berlumut dan kotor.
“Dan akhirnya kami mencoba mandi di kolam air hangat. Tidak diduga air keruh berlumut dan kotor. Dan kami segera bergegas pulang dengan banyak kecewa,” ungkapnya kesal.
Netizen Agung berkomentar ternyata masih banyak yang tidak menyukai curhatan yang disampaikan Revsport Gear di ICJ.
Ia menyindir mungkin paris tidak perlu dibenahi agar pantai-pantai lain pengunjungnya dapat bertambah sehingga Paris kembali tenang secara alami.
“Curhatan seperti begini ternyata banyak yang tidak suka. Mungkin kondisi Paris tidak perlu dibenahi, agar destinasi pantai yang lain bisa mendapatkan tambahan pengunjung,” kata dia.
“Biar Paris bisa kembali tenang secara alami, karena merosotnya pengunjung. Mungkin begitu yang lebih disukai penentang postingan ini,” kata netizen Agung mengomentari status akun Revsport Gear yang dibuly.
Menurut Agung, kalau ingin tetap meyenangkan seharusnya yang menjadi penyebab ketidaknyaman itu ditertibkan. Para pemilik Jeep dan ATV sewaan yang paling diuntungkan.
Agung bahkan mengomentari para penyewa tikar yang memaksa pengunjung tidak akan menyukai status milik Revsport Gear yang diunggah di IJC.
Banyak komentar bernada sengit yang ditujukan ke Revsport Gear. Namun, ia tetap membalas komentar itu dengan biasa-biasa saja.
“Semua komentar tentang postingan saya itu wajar dan masuk akal. Saya hanya menceritakan kondisi Parangtritis sekarang. Kalao ada yang nggak suka tetap saya anggap wajar,” kata dia.
Ia mengakui ada roda ekonomi yang berjalan di Parangtritis. Terkait postingannya yang justru dibuly, ia hanya mengatakan tergantung dari sisi mana mereka menilai postingannya.
“Dan saya pikir Pemkab Bantul bisa belajar dari Kabupaten Wonosari dalam hal wisata pantai,” kata Revsport Gear.
“Jenenge we tempat wisata… gari ne ndelok seko sudut pandang sek endi… anggep apik yo mesti apik. Nek nganggep elek yo pikirane elek. Nek aku Parangtritis tetep sip (namanya juga tempat wisata. Tergantung dari sudut mana menilai. Kalau dinilai buruk y acara berpikirnya buruk. Kalau dinilai baik yang cara berpikirnya akan baik. Bagi saya Prangtritis tetap sip),” seloroh netizen Sahril Sidiq.
Agung mengatakan adanya komentar-komentar yang menentang dan tidak menyukai postingan Revsport Gear diduga adalah pelaku ketidaknyaman wisata.
“Bisa jadi sebagian orang yang tidak suka postingan adalah bagian dari pelaku ketidaknyamanan wisata,” katanya. (adam)
FORNEWS OFFICIAL
instagram: @fornewsofficial
facebook: fornews.co
FORNEWS BIRO JOGJA
instagram: @fornewsjogja
facebook: fornewsjogja
youtube: Fornews Jogja
www.fornews.co
Copyright © fornews.co 2023. All rights reserved