PALEMBANG, fornews.co – Gubernur Sumsel, Herman Deru, diminta untuk melegalkan penambangan minyak rakyat yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).
Permintaan tersebut tertuang dalam tuntutan ribuan warga Muba yang melakukan aksi damai di depan kantor Gubernur Sumsel, Rabu (8/3/2023) siang.
Akibat adanya puluhan bus dan truk yang memenuhi Jalan Kapten A Rivai di depan kantor Gubernur Sumsel, membuat arus lalulintas kendaraan yang menuju ke wilayah tersebut dialihkan petugas polisi.
Menurut Koordinator Aksi, Dodi Armansyah, mereka datang ke Kantor Gubernur Sumsel ini bukan untuk mencari sensasi, tetapi ingin menyampaikan kepada gubernur bahwa tambang minyak tradisional merupakan mata pencaharian rakyat Muba.
“Kami warga Muba hanya jadi penambangan tradisional tapi dihalangi,” ujar Dodi.
Permintaan warga Muba ini, ungkap Dodi, agar aktivitas penambangan minyak di Kabupaten Muba dilegalkan.
“Bila tidak dipenuhi maka kami siap menggelar aksi lebih besar. Kami akan tutup jalan lintas dan kami buat macet,” tegas dia.
Salah satu warga Muba, Jhon Heri melanjutkan, seandainya tuntutan mereka tidak terpenuhi, maka akan mengerahkan massal dalam jumlah besar ke kantor Gubernur Sumsel.
“Kami menuntut Gubernur Sumsel untuk melegalkan pertambangan yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin,” kata dia.
Tujuh pernyataan sikap yang disampaikan warga Muba kepada gubernur Sumsel tersebut yakni, masyarakat penambang minyak rakyat Kabupaten Muba memohon kepada Gubernur Sumsel, karena dari pekerjaan menambang minyak kami bisa bertahan hidup.
Memohon kepada Forkompinda Sumsel untuk segera membuat aturan sehingga pekerjaan penambangan minyak rakyat ini menjadi legal. Warga siap berkontribusi kepada pemerintah untuk meningkatkan lifting minyak dan memberikan sumbangsih pendapatan berupa pajak.
Berikutnya, pekerjaan menambang minyak merupakan budaya masyarakat Muba yang telah terjadi turun menurun. Mengutuk keras orang atau lembaga yang tidak bertanggungjawab dan mengadu domba masyarakat penambang minyak Muba.
Lalu, warga penambang minyak rakyat merasakan dampak positif sekitar 350 ribu orang. Siap mendukung Forkopimda Sumsel dan Muba demi kesinambungan hidup mata pencari kami.
Terakhir, masyarakat penambang, pengebor, pemolot dan pedagang kecil menyatakan tidak ada pilihan lain untuk kelangsungan hidup membiayai anak sekolah untuk itu warga menyatakan sikap siap berjuang sampai tetes darah terakhir. (aha)