BANTUL, fornews.co—Ratusan peserta jalan sehat pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 di Sewon Bantul menarik perhatian publik.
Pasalnya, jalan sehat yang diselenggarakan oleh muda-mudi Kampung Blunyahan RT.046 Kelurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul itu mengikutsertakan para lansia dan warga disabilitas.
Juru bicara panitia ‘Jalan Sehat bersama Warga Blunyahan’ mengatakan acara itu sebagai penutup serangkaian kegiatan peringatan 17-an selama Agustus.
Panitia tidak menyangka masyarakat antusias mendaftar sebagai peserta jalan sehat yang digelar secara sederhana.
“Sedikitnya ada 200 peserta lansia dan warga disabilitas,” kata Ketua Panitia, Rachamatullah Alfian Aji Kusuma, kepada fornews.co Ahad.
Jalan sehat yang digelar pada Ahad (21/8/2022) pagi itu gratis dikuti oleh masyarakat umum. Peserta tidak dipungut uang pendaftaran. Panitia bahkan memberikan voucher dan nomor undian hadiah sembako hingga alat elektronik.
Rute jalan sehat sejauh 4,5 km melewati perbatasan dua wilayah destinasi wisata desa Pendowoharjo Sewon dan Tirtonirmolo Kasihan Bantul.
Peserta mulai berjalan kaki dari Blunyahan, melewati sentra kerajinan Kasongan, kemudian melintasi pemukiman penduduk bernuansa pedesaan hingga pemandangan persawahan berlatarbelakang perbukitan jejak gerilya Pangeran Dipronegoro.
Bubur Blunyahan
Peserta jalan sehat yang sudah sampai di garis finish diajak menikmati kuliner tradisional bubur Blunyahan khas Sewon Bantul dan panggung hiburan.
Ratusan porsi bubur Blunyahan dan jajanan pasar yang dibuat sendiri oleh ibu-ibu Kelompok Dasawisma Blunyahan RT.046 siap disantap oleh seluruh peserta jalan sehat.
Bubur Blunyahan khas Sewon Bantul sekilas mirip bubur suro atau bubur lemu yang dapat ditemui pada tradisi kerajaan Mataram seperti Karaton Yogyakarta dan Surakarta.
Jika umumnya di atas bubur ditaburi bawang goreng atau abon sapi lengkap dengan lauk, berbeda dengan bubur Blunyahan.
Bubur Blunyahan yang diwadahi daun pisang berbentuk caping, yang dalam bahasa sansekerta disebut pincuk, berisi sambal krecek tempe encer pedas.
Selain sambal krecek tempe, juga ada bihun dan sedikit sayur dilengkap dengan lempeng khas Yogya berikut tempe goreng.
Bantul yang terkenal dengan berbagai destinasi wisata seperti pantai Parangtritis, Parangkusumo, Depok, Samas, Goa Cemara hingga pantai Kuwaru, juga memiliki kekayaan kuliner.
Kuliner khas Bantul itu di antaranya gudeg manggar, sate klatak, sate kronyos, mie lethek, mie penthil, pecel belut, mangut lele, ingkung dan ayam goreng serta bubur Blunyahan.
Belakangan bubur Blunyahan khas Sewon Bantul diburu penikmat kuliner dari berbagai daerah. Bubur Blunyahan menambah angka khazanah kuliner Indonesia.
Bubur Blunyahan sangat lezat dinikmati pada pagi hari dengan minuman teh sereh.
Menurut salah satu pembuat bubur Blunyahan dari Kelompok Dasawisma Blunyahan RT.046, bubur yang hanya ada pada momen tertentu itu sudah ada sejak lama.
Pembuatnya adalah warga Blunyahan yang awalnya berprofesi sebagai pembuat tempe kedelai.
Berjalanannya waktu, karena kondisi ekonomi yang pada saat itu kurang mendukung, dari salah satu pembuat tempe berjualan bubur krecek tempe.
“Sebelum generasi kami sudah ada yang memulai membuat bubur krecek tempe,” ujar Sastro akrab disapa mbah Sastro perempuan berusia hampir seabad.
Kata mbah Sastro, bubur yang dijual itu pembelinya adalah warga sekitar Blunyahan dan orang yang lewat mampir.
Beberapa warga membenarkan bubur Blunyahan hanya dapat ditemui pada peristiwa besar tertentu, misalnya seperti acara 17-an.
Layanan Kesehatan Gratis
Setelah menikmati bubur Blunyahan yang disediakan panitia, sebagian peserta lain menyempatkan diri melakukan cek kesehatan gratis di Pos Kesehatan dari Puskesmas Sewon I Bantul.
Dari pantauan di lapangan, kebanyakan peserta yang melakukan cek kesehatan adalah para lansia.
“Yang melakukan cek kesehatan kebanyakan adalah lansia,” ujar petugas Puskesmas Sewon I, Yenny Hastuti.
Peserta yang hendak melakukan cek kesehatan terlebih dahulu mendaftarkan diri menunjukkan KTP dan mengisi formulir.
Cek kesehatan meliputi tinggi badan, berat badan, lingkar perut, tensi dan gula darah.
Dari hasil diagnosa yang dilakukan petugas hampir rata-rata lansia memiliki tensi tinggi, kolesterol dan gula.
Cek kesehatan diperuntukan bagi peserta usia 15-59 tahun. (adam)