PALEMBANG, fornews.co – Members PT Jawa Internet Indonesia yang ada di Palembang saling menguatkan dan berbagi tips saat bersilaturahmi dan buka bersama di Hotel Amaris Palembang, Minggu (9/4/2023).
Menurut Manajer Pengembangan PT Jawa Internet Indonesia, Mr Lennart, yang diwakili Amril ST, SH, MH, Jawa Eye ini adalah perusahaan film pertama yang mendobrak sistem operasi film tradisional. Jawa Eye dimiliki perusahaan produksi film dan televisi yang didirikan bersama oleh perusahaan investasi Inggris (Labon Brother LTD) dan ibu kota Singapura (Lead Tech Group International PTE. LTD. (n.k.a).
“Saat ini, Jawa Eye merupakan konsep terbaru, melalui akuisisi anggota baru dan data besar secara terus menerus, serta membantu perusahaan film besar dan operator media mandiri untuk mempromosikan iklan film, setelah pengembangan berkelanjutan,” ujar dia, Minggu (9/4/2023).
Amril mengungkapkan, pada momen silaturhami dan buka bersama ini, Jawa Eye perwakilan Palembang juga tak lupa mengajak anak-anak panti asuhan dari Rumah Yatim Piatu Ridho Illahi untuk berbagi.
“Jawa Eye ini masih baru di Palembang, namun anggotanya terus berkembang. Jadi, pada bulan yang penuh berkah ini, selain berbagi tips lewat talkshow, kami juga mengajak para members untuk berbagi menyantuni anak-anak yatim,” ungkap dia.
Kembali ke Jawa Eye, jelas Amril, bahwa video terbaru ditemukan dan tim profesional menganalisis dan membedah melalui big data mendapatkan data terbaru untuk merekam dan meluncurkan film atau produk terpopuler milik Jawa Eye sendiri Platform layanan film Jawa Eye mulai beroperasi pada 4 Mei 2022, dan akan diluncurkan secara resmi pada 17 Juli.
“Sejauh ini, Jawa Eye memiliki 10.000 anggota operasional dan teknis internal, serta 800.000 anggota pembeli tiket dari 106 negara. Ini akan menjadi reformasi besar dalam industri film,” jelas dia.
Amril menerangkan, Jawa Eye ini didirikan untuk film, untuk membuat film sederhana dan intuitif, sehingga semua orang dapat memahami dan berpartisipasi dalam proses produksi film. Tujuan utamanya merekam karya sendiri, bagaimana memastikan bahwa film box office dapat menghasilkan uang, platform kami saat ini ada untuk meningkatkan data box office.
“Ketika Jawa Eye mulai merekam filmnya sendiri, dan film dirilis setelah selesai, model kami saat ini dapat menjamin penjualan box office kami. Melalui model nirlaba dan model pemegang saham konsumen, kami terus memiliki anggota baru yang bergabung, dan apa yang didapat Jawa Eye adalah Lebih banyak data besar,” terang dia.

Oleh karena itu, sambung Amril, setelah analisis data besar ini oleh tim profesional Jawa Eye, film yang diluncurkan oleh perusahaan ini pasti sangat populer, begitu juga dengan sistem tiket kami saat ini.
“Sistem ini menjamin penjualan box office kami. Untuk memberikan kembali kepada pembeli tiket kami, Jawa Eye akan melepas sebagian dari saham investasi film kepada tim agensi kami yang luar biasa. Setelah film dirilis dan penyelesaian pendapatan box office selesai, tim agensi yang berpartisipasi dalam investasi filmakan menerima dividen film,” jelas dia.
Sementara, Koordinator Jawa Eye Palembang, Kusworo, menceritakan bagaimana pertama kalinya dia bergabung dengan Jawa Eye. Semua berawal dari perkenalannya dari media sosial (medsos) yakni facebook.
“Ternyata tidak semua perkenalan awal dengan orang yang belum pernah kita dikenal justru membuat kita khawatir atau terbawa asumsi negative lainnya,” kata dia.
Kusworo yang saat ini sudah berpenghasilan sekitar 9 juta perhari dari Jawa Eye ini menerangkan, bahwa bisnis ini lebih murah dari bisnis lainnya. hanya dengan modal awal Rp800 ribu, bisa menambah penghasilan yang tak terbatas.
“Hanya membeli tiket film, tingkatkan eksposur box office film, buat lebih banyak orang tahu tentang film, dan secara tidak langsung meningkatkan penjualan teater. Investor film akan membayar biaya iklan ke Jawa Eye, dan Jawa Eye akan membayar staf yang tak lain adalah kita,” terang dia.
Kusworo mencontohkan, tiket film adalah 10 USD dan setelah anggota membeli tike, film akan diselesaikan setelah pertunjukan berakhir, dan uang pokok 10 USD, serta pendapatan box office anggota akan dikembalikan ke akun anggota. Pendapatan tiket film yang dibeli setiap orang setiap hari meningkat sesuai dengan levelnya.
“Pelanggan adalah konsumen dan pemegang saham. Jawa Eye juga memberi kembali 80 persen dari hasil kepada anggota, hanya menyisakan20 persen untuk mempertahankan operasi platform. Jawa Eye ini merupakan perusahaan film dan televisi multinasional yang telah bekerja sama denganpemerintah Indonesia,” tandas dia. (aha)

















