PALEMBANG, fornews.co – PT PLN UID S2JB memastikan kesiapan sistem dan layanan kelistrikan selama masa siaga jelang Pemilu 2024, mulai tanggal 11 hingga 17 Februari 2024.
Siaga Pemilu yang menjadi prioritas pemantauan petugas PLN di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Jambi dan Bengkulu ada pada 44 lokasi, yakni tiga Kantor KPU Provinsi, tiga Kantor Bawaslu Provinsi dan 38 Kantor KPU tersebar di kabupaten/kota, serta 43.355 Tempat Pemungutan Suara (TPS).
General Manager PLN UID S2JB PLN Adhi Herlambang menyatakan, selama masa tersebut pihaknya menyiapkan 224 posko dan mengerahkan 2.929 personil siaga di seluruh wilayah kerja PLN UID S2JB yang berada di Provinsi Sumsel, Jambi dan Bengkulu.
PLN UID S2JB, sambung dia, memproyeksikan sistem kelistrikan tetap dalam kondisi aman pada hari H Pemilu mendatang.
“Terpantau Beban Puncak (BP) kondisi sistem kelistrikan beberapa waktu terakhir diangka 1.370 megawatt (MW), sedangkan Daya Mampu Pasok (DMP) sistem sebesar 1.707 MW. Sehingga, secara sistem masih memiliki cadangan daya sebesar 446 MW,” ujar dia.
Adhi mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk menyukseskan pesta demokrasi Pemilu 2024. PLN telah memastikan pasokan listrik di seluruh sistem kelistrikan selama masa siaga Pemilu aman.
“Selama periode masa Pemilu 2024, kegiatan pemeliharaan yang bersifat padam akan diminimalisir dengan memaksimalkan Regu PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan) serta meminimalisir padam emergensi diseluruh unit kerja UID S2JB,” kata dia.
“Kami pastikan masyarakat dapat memilih dengan tenang di TPS dan Petugas Pemungutan Suara (PPS) dapat bekerja dengan optimal di wilayah masing-masing dengan mengamankan pasokan listrik,” kata dia.
Adhi mengungkapkan, selama masa siaga PLN UID S2JB juga menyiapkan peralatan berupa Generator Mobile sebanyak 25 unit, Uninterrupted Power Supply (UPS) Mobile sebanyak 14 unit, Unit Gardu Bergerak (UGB) sebanyak 61 unit, serta Mobil Crane sebanyak 10 unit guna mendukung petugas bersiaga menjaga keandalan pasokan listrik.
“Seluruh peralatan kami akan siaga penuh untuk mengantisipasi apabila terjadi gangguan listrik. Jika terjadi gangguan, akan dilakukan upaya perbaikan cepat, seperti manuver dan rekayasa jaringan guna percepatan pemulihan listrik dan gangguan segera teratasi” tandas dia. (aha)