SUNGAI LIAT, fornews.co – Sebanyak 35 atlet andalan Sumatra Selatan (Sumsel) yang tergabung dalam program Sriwijaya 2020 KONI Sumsel, mengikuti kegiatan character building di Tanjung Pesona Sungai Liat, Provinsi Bangka Belitung (Babel). Kegiatan ini berlangsung selama empat hari sejak Kamis hingga Minggu (28-31/12) yang dibuka langsung oleh Kadispora Sumsel sekaligus Ketua Pelaksana Akhmad Yusuf Wibowo.
Pada pembukaan kegiatan Kamis (28/12) malam, para narasumber berkompeten dihadirkan untuk memberikan materi terkait kepada para atlet. Mereka di antaranya Rachman Widohardjono, M.Psi, Pisokolog yang merupakan psikolog olahraga Satlak Prima Kemenpora, instruktur tenaga dari Korem Palembang Kapten Inf. Hermanto beserta anggota, beberapa pengurus program Sriwijaya 2020 serta pengurus KONI Sumsel lainnya.
Dalam sambutannya, ketua pelaksana yang juga Wakil Ketua Umum IV KONI Sumsel Akhmad Yusuf Wibowo menyampaikan, kegiatan ini berlangsung selama empat hari dengan menghadirkan nara sumber dan tenaga instruktur character building yang sesuai dengan kebutuhan atlet Sumsel saat ini. Dilaksanakannya kegiatan ini di Babel karena memang sebelumnya sudah ada MoU antara Gubernur Sumsel dengan Provinsi Babel dalam hal pengembangan pembinaan atlet prestasi.
“Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan ini sebanyak 35 atlet dan 16 pelatih dari 11 cabor yang tergabung dalam program andalan KONI Sumsel Sriwijaya 2020. Cabor-cabor tersebut antara lain, angkat berat, catur, dayung, gulat, loncat indah, polo air (putra-putri) , squash, atletik, menembak, pencak silat, senam dan selam,” ujar Yusuf.
Lebih lanjut Yusuf menerangkan, secara keseluruhan untuk program Sriwijaya 2020 KONI Sumsel meliputi sebanyak 60 atlet dan 25 pelatih dari 13 cabor. Sementara untuk kegiatan ini, cabor anggar dan ski air absen karena bersamaan dengan agenda pelatnas.
“Ada dua cabor yang absen yakni anggar dikarenakan dua orang atletnya tengah cedera dan ada juga yang lagi pelatnas. Sedangkan ski air bersamaan dengan kegiatan yang berlangsung di Jakabaring. Kemudian atletik hanya dihadiri pelatih, sementara atletnya juga tengah mengikuti pelatnas,” terang Yusuf.
Ditambahkannya lagi, pembentukan karakter atlet ini justru yang lebih berperan adalah pelatih itu sendiri. Karena pelatihlah yang menjadi contoh langsung bagi pembentukan karakter atlet.
“Saya juga atlet karena saya tahu begitu pentingnya karakter dari seorang pelatih. Bukan hanya materi, jadi nilai dan disiplin yang diterapkan pelatih. Itulah pentingnya pembentukan karakter ini,” jelas Yusuf.
Sementara itu, Wakil Binpres KONI Sumsel Syamsuramel menegaskan kepada seluruh atlet dan pelatih bahwa untuk tahun 2018 nanti program pembinaan Sriwijaya 2020 sudah tidak ada toleransi lagi. Menurutnya, waktu menjelang PON 2020 di Papua sudah sangat dekat dan di tahun 2018 juga tengah sibuk agenda pilkada. Menurutnya, dasar program kegiatan character building ini merupakan program Sriwijaya 2020 yang sekaligus juga untuk merecovery atlet yang menjadi andalan Sumsel.
“Untuk program yang sudah berjalan 2017 yang lalu memang masih banyak kekurangan dalam penerapan aturan dikarenakan belum adanya aturan secara tegas bagi atlet dan pelatih. Namun di 2018 kita sudah harus tegas karena waktunya sudah sangat singkat, sementara di 2019 sudah harus mengikuti Pra PON. Jadi waktu yang tersisa selama ini harus betul-betul dimaksimalkan untuk memperbaiki peringkat PON di Jabar tahun 2016 yang lalu,” terangnya. (ije/rel)