SEKAYU, fornews.co – Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kabupaten Musi Banyuasin didorong untuk melahirkan berbagai inovasi dalam menghasilkan produk pangan sehingga menaikkan pendapatan keluarga yang berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.
“Jauh sebelum pandemi, petani wanita pedesaan sebenarnya sudah cukup lama dikenal memiliki peran penting sebagai salah satu tonggak penghasil pangan. Mereka terlibat dalam semua tahap kegiatan, mulai dari pengolahan tanah sampai dengan pemasaran hasil. Di masa adaptasi kebiasaan baru, keberadaan Kelompok Wanita Tani (KWT) di setiap desa menjadi semakin penting,” ujar Ketua TP PKK Kabupaten Muba Thia Yufada Dodi Reza disela Peninjauan Perdana Pasar Tani KWT Tahun 2021 di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), yang digelar di halaman Kantor Sekretariat TP PKK Kabupaten Muba, Rabu (13/1/2021).
Menurut Thia, di masa pandemi ini KWT harus bisa mandiri. Jadi akan lebih baik jika KWT yang ada di Kabupaten Muba bisa menghasilkan produk-produk yang baik.
“Untuk menjadi contoh, ibu-ibu KWT agar di pekarangannya ada tanaman. Dengan begitu bisa menumbuhkan semangat bagi masyarakat untuk bertanam. Muba terkenal atas inovasinya, mari kita budayakan menanam sendiri di rumah. Mari kita bersama cari solusi yang menjadi penghambat. Mewujudkan kesejahteraan bersama dengan saling belajar dan berbagi informasi dari setiap kecamatan,” kata Thia.
Ketua Dekranasda Kabupaten Muba ini juga menyampaikan motivasi agar dapat menumbuhkan semangat untuk para KWT yang ada di Kabupaten Muba, untuk semakin giat, belajar bersama dan menumbuhkembangkan berbagai inovasi.
“Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa memenuhi kebutuhan pangan di Kabupaten Muba agar bisa terjaga dengan baik dan tetap terpenuhi meskipun masih di tengah pandemi Covid-19,” tukasnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Muba, Ali Badri mengatakan, pelaksanaan Pasar Tani KWT dapat memberikan keuntungan bagi petani lokal guna memasarkan hasil produksinya. Kegiatan seperti ini berdampak positif bagi upaya mengurangi angka kemiskinan. Untuk itu KWT harus terus giat, karena ini tidak menutup kemungkinan sebagai peluang bisnis.
“Untuk anggaran KWT sebesar Rp5 miliar (bibit, kebutuhan penamaan, dan peternakan) yang disebarkan ke kelompok KWT di 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Muba. Untuk satu kelompok itu terdiri dari 40 orang. Pasar ini bisa di buka dimana saja. Bahkan juga bisa menyesuaikan misalnya dengan pemasaran online, bisa juga di halaman Dinas Ketahanan Pangan Muba atau di halaman kantor PKK Muba dan buka setiap hari Rabu,” katanya. (ije)