PALEMBANG, fornews.co – Bak gelombang Tsunami, netizen di Tanah Air ini belum berhenti untuk membuat kondisi tidak nyaman salah satu Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Haruna Soemitro.
Sejumlah grup di Media Sosial seperti facebook dan instragram, caci maki terhadap Haruna Soemitro, lantaran komentarnya mengkritik pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.
Menurut netizen, kritikan yang dilontarkan Haruna Soemitro tidak mencerminkan organisasi dan hanya berambisi untuk mendapatkan gelar juara dalam waktu singkat.
Haruna dalam statementnya menyampaikan pandangan berbeda terhadap pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, lantaran hanya bisa mencapai runner up AFF Suzuki Cup 2020.
Dalam sebuah podcast, Haruna menyatakan prestasi yang paling penting dalam sepakbola. Dia juga menyebut bahwa proses untuk menggapai prestasi itu tidak penting.
“Di sepakbola, orang tidak mau melihat prosesnya, yang orang lihat ya hasilnya,” ujar Haruna.
Dari omongan tersebutlah, media sosial langsung menyerang Haruna Soemitro dengan berbagai sindiran, termasuk organisasi tempat dia bernaung yang tak lain PSSI.
“Terima kasih pak haruna, gara gara bapak, kami jadi tau alasan pelatih timnas Indonesia tidak ada yang betah ngelatih timnas. Ternyata gitu cara mainnya ini federasi hahahaha #HarunaOut” ujar David Maulana, salah satu netizen para grup facebook, Senin (17/1/2022).
Dalam grup tersebut, juga menampilkan daftar pelatih Timnas Indonesia sejak 1998 hingga saat ini. Dari daftar tersebut, memang terlihat usia figur-figur yang menjadi pelatih Timnas Indonesia tak lebih dari tiga tahun.
Bahkan dalam satu tahun ada pergantian tiga pelatih, seperti pada tahun 2013 ada tiga pelatih Timnas Indonesia yakni Luis Manuel Blanco (Argentina), Rahmad Darmawan dan Jacsen F Tiago. Pada tahun 2015 juga ada dua kali pergantian pelatih yakni Benny Dollo dan Pieter Huistra (Belanda).
Selain nama-nama tersebut, ada juga nama pelatih-pelatih lain yang masa kerjanya bersama PSSI hanya satu tahun seperti, Rusdy Bahalwan (1998), Bernard Schumm/Jerman (1999), Nandar Iskandar (1999/2000), Benny Dollo (2000/2001), Ivan Kolev/Bulgaria (2007), Alfred Riedl/Austria (2010-2011), Wim Rijsbergen/Belanda (2011-2012), Aji Santoso (2012), Nil Maizar (2012-2013), Bima Sakti (2018), Simon McMenemy (2018-2019). (aha