PULANG PISAU, fornews.co – Perempuan memilki kemampuan untuk mengembangkan dirinya sendiri serta menghidupi keluarganya. Begitu pula yang dirasakan oleh Sunarti, perempuan paruh baya bendahara kelompok Wanita Peduli Gambut di Desa Pangkoh Sari, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.
Kini ia dan kelompoknya aktif melakukan budidaya tanaman kelor dan porang serta menanam ubi jalar, labu siam, kangkung, bayam dan sayuran lainnya. Meski terlihat biasa, sesungguhnya yang dilakukan Sunarti dan kelompok Wanita Peduli Gambut di Pangkoh Sari ini sangat mulia.
Mereka merintis ketahanan pangan di tingkat keluarga. Dari pengakuan Sunarti, terlihat bagaimana sekarang nutrisi keluarga yang penting yakni sayur-mayur dan protein sudah bisa dihasilkan sendiri. Selain, mereka sendiri juga merawat sawah dengan baik. Semuanya dilakukan dengan memanfaatkan lahan gambut. Hal ini bertujuan untuk menjadikan lahan-lahan gambut yang biasa terlantar menjadi produktif sehingga meminimalkan kebakaran.
Hari ini, Sunarti, tengah sibuk mencatat hasil penjualan sayur kelompoknya. Ia menjadi bendahara kelompok Wanita Peduli Gambut di Desa Pangkoh Sari. Kelompok ini dibentuk Ketika ada proyek Desa Mandiri Peduli Gambut-Ketahanan Pangan, sebagai bagian dari Pemulihan Ekonomi Nasional, tahun 2020 lalu.
Kegiatan ini digawangi Badan Restorasi Gambut (saat itu) dan kini beralih nama menjadi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM). Tujuannya mendukung ketahanan pangan berbasis rumah tangga di pedesaan gambut dan padat karya dalam pengelolaan lahan gambut.
Kelompok Sunarti yang beranggotakan 15 orang perempuan ini aktif melakukan budidaya tanaman kelor dan porang serta menanam ubi jalar, labu siam, kangkung, bayam dan sayuran lain. Mereka juga membudidayakan ikan di pekarangannya.
Pengalaman ini relatif baru bagi kaum perempuan di desa ini. Banyak lahan pekarangan yang tidak dimanfaatkan maksimal. Kebutuhan pangan umumnya dibeli dari pedagang yang datang ke desa. Melalui kegiatan DMPGM-Ketahanan Pangan, Sunarti merasakan perubahan. “Dulu sayur dan ikan beli. Sekarang sudah tidak. Kami juga sudah menjual sayuran dari demplot kepada ibu-ibu lain,” ujar Sunarti penuh bangga.
Kelompok perempuan petani ini sudah mengelola 15 unit kolam terpal di setiap rumah anggota kelompok. Ikan lele dan nila telah dipanen sejak bulan Januari tahun ini. Hasil panen harian ikan tersebut menjadi sumber lauk utama bagi setiap rumah anggota kelompok dan sebagian dijual apabila ada tetangga yang memerlukan.
Sejak mengurus Kelompok Tani ini, aktivitas harian Sunarti jadi lebih sibuk. Setelah menjalani peran domestik mengurus rumah tangga, ia pergi ke sawah untuk merawat padi. Selepas dari sawah, Sunarti mengunjungi lahan kelompok untuk memantau tanaman porang dan kelor yang mereka tanam. Menjelang malam dia memberi pakan untuk ikan lele di kolam terpal.
Kelompok Wanita Peduli Gambut di Pangkoh Sari ini juga telah menjalin kerjasama dengan BUMDes di desa mereka. BUMDes Farm Jaya menjadi pemasok bibit sayuran untuk kelompok, dengan harga lebih murah dibandingkan dengan bibit sayur yang beredar di sekitar desa. Sementara itu, kelompok menjual sayur hasil panen ke BUMDes Farm Jaya. Baru-baru ini, BUMDes sepakat memesan sayur hasil panen dari kelompok untuk keperluan pasca lebaran nanti.
Meski terlihat biasa, sesungguhnya yang dilakukan Sunarti dan kelompok Wanita Peduli Gambut di Pangkoh Sari ini sangat mulia. Mereka merintis ketahanan pangan di tingkat keluarga. Dari pengakuan Sunarti, terlihat bagaimana sekarang nutrisi keluarga yang penting yakni sayur-mayur dan protein sudah bisa dihasilkan sendiri. Selain, mereka sendiri juga merawat sawah dengan baik. Semua bentuk pemanfaatan lahan gambut ini bertujuan untuk menjadikan lahan-lahan gambut yang biasa terlantar menjadi produktif sehingga meminimalkan kebakaran. (yas)