JOGJA, fornews.co — Masih banyak orang tua tidak bersyukur dan bersabar karena memiliki anak yang berkekurangan fisik.
Hal itu disampaikan Dr Ihkwan Ahada A.Ag., M.A., selaku Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjelang buka bersama, Ahad (23/3/2025), di The Alana Hotel & Convention Center, Sleman, Jogja.
Buka bersama bertema “Ramadhan untuk Semua Bahagia bersama Disabilitas” yang dihadiri para wali murid, guru, pendidik dan tenaga kependidikan SLB Muhammadiyah se-DIY tersebut diselenggarakan oleh Lazismu PWM DIY didukung PKU Jogja dan Gamping .
“Allaah Subhanahu Wa Ta’alla memberikan kepada kita amanah–tidak ada yang kurang. Allaah menciptakan segala sesuatunya dengan sempurna,” ungkapnya menyuplik Surat An Naml, ayat 88.
Secara prespektif, terangnya, Al Quran telah memberikan prestasi bagi yang bersabar dan mendidik anak-anaknya untuk memiliki kepercayaan diri.
Namun, masih ada orang melihat anak-anak yang berkekurangan fisik adalah ketidaksempurnaan. Padahal, sejatinya Allaah menciptakan dengan sangat sempurna.
Dirinya prihatin kepada orang tua yang tidak memiliki kesabaran seperti kesabaran para guru SLB Muhammadiyah terhadap anaknya yang berkebutuhan khusus.
Padahal, jelasnya, Allaah Subhanahu Wa Ta’alla akan mengangkat derajat dan tidak memandang rendah siapapun mahluk di muka bumi dalam keadaan apapun. Siapa itu? Yaitu bagi yang beriman, berilmu, dan berketrampilan.

Ikhwan mengutip salah satu tokoh psikologi dunia yang mengatakan kepercayaan diri adalah tingkat kebutuhan dasar manusia yang lebih sekadar makan dan minum. Bahwa orang yang mengaktualisasi diri menjadi kebutuhan pertama dan yang utama.
“Puncak kebutuhan manusia adalah aktualisasi diri di atas kebutuhan pokok, papan, sandang dan pangan,” katanya.
Meski dalam keterbatasan, anak-anak disabilitas memiliki kepercayaan diri tidak minder, apalagi malu untuk tampil di depan orang banyak.
Secara spontan, di luar dugaan panitia, mereka berebut ingin tampil di panggung. Seakan-akan ingin menunjukkan bahwa mereka juga bisa seperti umumnya orang normal.
Ikhwan mengatakan anak-anak telah memiliki kepercayaan diri yang luar biasa mulai dari menghafal Al Qur’an, gerak dan lagu, hingga mengacungkan dan menunjuk dirinya berani ke depan.
“Hal itu menjadi sesuatu yang mungkin tidak dimiliki oleh anak-anak normal. Ini hal yang luar biasa!” ungkapnya.
Baca: SLB Muhammadiyah se-DIY Buka Bersama Lazismu PKU Muhammadiyah Jogja dan Gamping
Dalam dunia akademisi, guru luar biasa adalah profesor yang ditempuh dengan jenjang kepangakatan. Sedangkan sekolah tertinggi adalah doktor, tetapi, pengakuan ilmunya itu adalah profesor.
Ihkwan menyebut kebanyakan guru biasa hanya bisa memerintah dan memberikan pekerjaan kepada siswa dengan segala macam pekerjaan rumahnya. Namun, guru yang prestasi adalah guru yang mampu menjadi inspirasi bagi murid-murinya.
Selain memiliki hati yang tulus, para guru selalu bersabar dan berupaya mengangkat mereka menjadi anak-anak bangsa untuk setara dengan mereka yang normal.
“Allaah Subhanahu Wa Ta’alla akan memberikan balasan surga kepada ibu bapak guru semua,” ucap Ikhwan mendoakan para pendidik yang hadir.

Ikhwan meyakini para guru SLB Muhammadiyah dengan segala kreativitas, inovasi, dan segala upayanya mampu menata mental anak-anak disabilitas yang bisa jadi tidak dimiliki oleh para guru besar akademisi.
Maka, kata dia, para guru anak-anak disabilitas yang hadir layak mendapatkan sebutan sebagai profesor atau guru besar.
Para guru telah menjadi inspirator bukan sekadar guru biasa yang hanya bisa memberikan ilmu atau sekadar memberikan tugas dan pekerjaan rumah.
“Seorang guru yang mampu menginspirasi sejatinya adalah guru besar,” katanya.
Baca: Belasan Truk Bantuan Lazismu DIY untuk Palestina Diberangkatkan ke Kairo
Mendekati waktu berbuka, Ketua PWM DIY itu mendorong Lazismu PWM DIY dan Lazismu PKU Jogja-Gamping, untuk dapat berkolaborasi menampilkan bakat, minat, kreasi dan potensi anak-anak SLB Muhammadiyah
“Pada saatnya nanti kita akan berikan kesempatan itu agar mereka bisa menunjukan kelebihan-kelebihan yang ada–sama–dengan saudara-saudara kita yang lain,” ucap Ikhwan.
Kepada fornews.co Direktur PKU Gamping, Sleman, drg. Hj. Indria Nehriasari Sp, BM, M.Kes, menyebut anak-anak SLB Muhammadiyah begitu istimewa.
“Luar biasa!” ungkapnya.
Menurutnya, meski dalam keterbatasan, namun, mereka memiliki kepercayaan diri. “Tidak minder, apalagi malu untuk tampil di depan orang banyak.”

Mewakili dokter RS PKU Jogja dan Gamping, Indria menyampaikan, pihaknya merasa senang dan tenang karena harta yang disumbangkan melalui Lazismu benar-benar tepat sasaran.
“Kami dari PKU Muhammadiyah Jogja dan Gamping, mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada ibu dan bapak guru SLB Muhammadiyah se-DIY,” ucapnya dalam sambutan singkat.
Meski mengaku baru kali pertama hadir di acara Lazismu, Indria, mengaku sangat senang dan bangga.
Mengapa para dokter PKU Jogja dan Gamping, menitipkan hartanya kepada Lazismu?
Indria menjawab bahwa para dokter sangat percaya kepada Lazismu karena Lazismu dikenal amanah.
“Kami merasa percaya kepada Lazismu yang benar-benar memanfaatkan dana yang kami berikan,” ujar Indria.
Setelah menghadiri dan menyaksikan sendiri, Indria akan segera menyampaikan informasi kepada para dokter PKU sejawatnya yang telah menyisihkan hartanya melalui Lazismu.
Dirinya begitu kagum atas ekspresi kepercayan diri anak-anak disabilitas. Idria mengatakan harta para dokter yang diberikan melalui Lazismu insyaa Allaah berkah.
Ia mengajak kepada anak-anak disabilitas untuk selalu riang gembira, bahagia dan selalu semangat.
“Tetap riang gembira dan semangat selalu. Kalian sangat istimewa!” ucapnya menyemangati.
Usai buka bersama, Ikhwan, menjelaskan PKU merupakan amal usaha yang didirikan oleh KHA Dahlan dan Kiai Sujak yang pada awalnya adalah tiga lembaga yaitu bidang kesehatan, rumah anak yatim, dan pendidikan.
“Maka, PKU menjadi bagian dalam memelihara anak yatim yang tidak bisa lepas dari kepedulian terhadap mereka, meskipun dalam perkembangannya berpisah menjadi rumah sehat dengan PKU Muhammadiyah dan Rumah Yatim menjadi panti asuhan,” jelasnya.
Untuk itu rutin, kata Ikhwan, sejak berdirinya hingga saat ini PKU tetap berkomitmen memberikan yang terbaik bagi anak-anak disabilitas SLB Muhammadiyah.
Komitmen PKU Muhammadiyah melalui Lazismu itu dibuktikan dengan memberikan sarana pendukung berupa alat bantu dengar, kursi roda, termasuk peralatan lainnya secara rutin, berkala dan terjadwal.
“Terima kasih teriring doa guru pahlawan tanpa tanda jasa dan Allaah akan siapkan surga untuk ibu-bapak dan keluarga. Aaamiiin,” pungkasnya. (adam)