MAGELANG, fornews.co—Dugaan kasus penembakan terhadap anggota Gerakan Pemuda Kabah (GPK) Militan sayap dari Aliansi Tepi Barat di Muntilan beberapa waktu lalu berbuntut panjang.
Peristiwa yang terjadi pada Ahad, 16 Januari 2022, bermula saat simpatisan dari salah satu partai dalam perjalanan pulang ke Yogya usai menghadiri Harlah ke-49 PDIP di Magelang.
Juru bicara GPK Aliansi Tepi Barat (ATB) mengatakan dugaan penembakan dipicu adanya penurunan bendera laskar GPK oleh rombongan konvoi berbaju laskar PDIP.
“Ada rombongan konvoi berbaju laskar PDIP menurunkan bendera GPK,” ungkap juru bicara GPK.
Korban berinisial MM yang kesehariannya sebagai juru parkir di lokasi kejadian secara spontan menghalau aksi vandalisme penurunan bendera berlambang Ka’bah oleh rombongan konvoi tersebut.
Karena terjadi pengerahan massa, MM yang hanya seorang diri lantas memanggil teman-temannya.
Di lokasi kejadian, MM dan teman-temannya yang berjumlah lima orang terpaksa melakukan perlawanan setelah dilempari batu oleh rombongan konvoi.
Menurut sejumlah saksi, ungkap juru bicara GPK ATB, rombongan konvoi pelaku penurunan bendera berlambang Ka’bah itu diduga kuat telah terpengaruh miras.
Saat berlangsung saling lempar batu, salah seorang teman MM melihat seorang berbaju laskar PDIP menyelinap dalam kemacetan lalu lintas membawa senjata pistol airsoft gun.
“Ditembak jarak dekat sebanyak tiga kali, dua tembakan meleset, satu tembakan kena di punggung sebelah kanan,” ungkap juru bicara GPK.
Atas kejadian itu, MM sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Muntilan.
“Diperkirakan jumlahnya ratusan orang,” ungkap juru bicara GPK.
Selanjutnya, sambung juru bicara GPK, korban melaporkan kasus penembakan terhadap dirinya ke Polres Kabupaten Magelang.
“Saat ini korban masih dalam kondisi pemulihan kesehatan setelah mengalami penembakan di Jalan Magelang, Tambakan, Muntilan, Magelang, Jateng,” ujar Jenderal GPK Aliansi Tepi Barat, Yanto P, Ahad (6/2/2022).
Jenderal GPK Aliansi Tepi Barat mendesak Polres Kabupaten Magelang secepatnya menangkap dan melakukan proses hukum terhadap pelaku dugaan penembakan atas anggota GPK di Magelang.
Pihaknya juga meminta Polres Magelang menghadirkan Panitia Harlah PDIP ke-49 di Magelang, Ahad (16/1/2022), dalam pertemuan untuk melakukan klarifikasi terhadap kejadian tersebut.
“Kami sangat menyayangkan kejadian ini,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Presidium Front Aliansi Umat Islam Bersatu (FAUIB) Jateng-DIY, Anang Imamuddin, menuntut dengan tegas wilayah Magelang harus bersih dari minuman keras (miras).
“Minuman keras itu adalah biang keladi dari segala macam bentuk kejahatan!”
Bahkan, sambung Anang, miras menjadi penyebab segala macam bentuk kejahatan maupun tindakan-tindakan yang melawan hukum.
“Kami dari semua unsur ormas Islam di Jateng dan DIY menuntut dengan tegas diberantasnya peredaran miras di wilayah Magelang dan di wilayah lain pada umumya.”
Atas dugaan penembakan tersebut, Ketua Presidium FA-UIB meminta kepada Kapolres Magelang untuk bersikap adil dalam penegakan hukum.
“Keadilan bagi kami adalah sederhana, yang salah katakan salah yang benar katakan benar. Jangan sampai yang salah dibenarkan yang benar disalahkan,” pungkasnya. (adam)