JAKARTA, fornews.co — Sempat diguncang gempa tektonik berkekuatan 6,2 skala rihter pada Sabtu, 27 April 2024, masyarakat Jawa Barat diminta mewaspadai sejumlah potensi berbahaya.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Jakarta pada Ahad, 28 April 2024.
“Kepada masyarakat kami mengimbau untuk tenang, namun, tetap waspada apabila turun hujan baik dengan intensitas sedang hingga lebat,” ungkap Dwikorita Karnawati.
Ancaman potensi bencana itu bisa menyasar masyarakat yang bertempat tinggal di lereng-lereng bukit, perbukitan, gunung, ataupun pegunungan dan daerah aliran sungai.
Dwikorita mengkhawatirkan adanya potensi longsor dan banjir bandang di sejumlah wilayah seperti Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung, Garut dan sekitarnya.
Akibat getaran gempa lereng-lereng perbukitan dapat menjadi retak-retak atau rapuh. Sehingga, apabila terguyur hujan resapan air hujan dikhawatirkan akan mendorong massa tanah serta batuan menjadi longsor.
Curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, terang Dwikorita, juga dapat mengakibatkan banjir bandang yang membawa material tanah, bebatuan dan pepohonan.
Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Nasional, Daryono menyatakan gempa bumi tektonik berkekuatan Magnitudo 6.2 yang mengguncang Kabupaten Garut dan sekitarnya adalah gempa utama.
Dilaporkan hasil analisis BMKG, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat atau populer disebut sebagai gempa dalam lempeng (intra-slab earthquake).
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust Fault). Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,39° LS ; 107,11° BT, yang berlokasi di laut pada jarak 156 kilometer arah Barat Daya Kabupaten Garut, Jawa Barat pada kedalaman 70 km.
Dilaporkan, getaran gempa bumi dirasakan di Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung, Garut, Tangerang, Tangsel, Bogor, DKI Jakarta, Kebumen, Banyumas, Cilacap, Purwokerto, Bantul, Sleman, Kulonprogo, Trenggalek, hingga Malang.
Terkait potensi bencana ikutan tersebut BMKG meminta kepada masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa.
Kepada masyarakat yang rumahnya mengalami kerusakan, rusak sebagian atau miring akibat terdampak gempa, untuk sementara waktu tidak menempati dan tinggal di tempat yang lebih aman.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal apakah cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan, sebelum kembali ke dalam rumah,” pungkas Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. (adam)
Copyright © Fornewsco 2023. All rights reserved.