PALEMBANG, fornews.co – Media lokal di daerah mendapat pemahaman cara membangun ekosistem digital Fact Checking dari Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), pada Workshop Building Fact Checking Ecosystem in Local Area, rangkaian Kongres XII Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Palembang, 2 – 5 Mei 2024.
Dalam workshop tersebut, menghadirkan tiga pembicara dan moderator yakni Upi Asmaradhana (Wakil Ketua Umum AMSI), Gaib Maruto Sigit (Bendahara Umum AMSI) dan Yulis Sulistyawan (Wakil Sekjen AMSI).
Peserta Kongres AJI yang berasal dari perwakilan 40 kota besar di Indonesia hadir bersama sejumlah mahasiswa dan tamu undangan yang hadir dalam rangkaian kegiatan yakni Indonesia Fact Checking Summit (IFCS).
Menurut Upi Asmaradhana, rubrik Cek Fakta itu belum menghasilkan revenue dalam pengembangan bisnis media lokal. Mereka sendiri mengenalkan Cek Fakta di Sulawesi sejak tahun 2018.
“Kanal cek fakta itu masih belum terlalu dikenal. KabarMakassar.com saat itu hanya bermodalkan tenaga trainer google cek fakta,” ujar CEO Kabar Grup Indonesia.
Upi mengatakan, selah Cek Fakta diperkenalkan di Sulawesi Selatan, sejumlah pemangku kebijakan pemerintah daerah akhirnya sadar, bahwa verifikasi informasi melalui program cek fakta yang diperkenalkan ini penting untuk meredam ancaman misinfomrasi dan disinformasi yang tumbuh semakin besar di daerah-daerah.
Sementara, Yulis Sulistyawan menitikberatkan pada strategi pelaku industri media lokal dalam melakukan produksi cek fakta di redaksi media arus utama.
“Produksi konten cek fakta sangat penting untuk didistribusikan secara luas. Karena outreach atau saluran-saluran cek fakta ini bisa dioptimalkan,” ungkap Wakil Direktur Tribunews.com itu.
CEO The Conversation Indonesia, Prodita Sabarini melanjutkan, media yang dikelolanya tidak fokus pada cek fakta, karena konten ini membutuhkan tenaga pemeriksa fakta yang tidak sedikit.
“The Conversation pada masa pemilu memilih Cek Fakta dengan melibatkan akademisi. Ternyata animo mereka untuk terlibat dalam fact checker cukup tinggi dari kalangan akademisi,” jelas dia.
Gaib Maruto Sigit yang memandu workshop ini tampak kewalahan membendung animo peserta workshop yang menanyakan tantangan dan peluang fact checker lokal di daerah-daerah jelang pilkada serentak mendatang.
Indonesia Fact Checking Summit merupakan forum nasional yang akan mengulas tentang tren gangguan informasi, penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan dinamika ekosistem media selama Pemilu 2024. (aha)