YOGYA, fornews.co–Peluang dan tantangan pembangunan kesejahteraan sosial menjadi semakin kompleks akibat ancaman krisis ekonomi global, disrupsi teknologi dan social engagement.
Namun, tuntutan publik terhadap kualitas pelayanan dan tekanan budaya global merubah gaya hidup sekaligus perilaku sosial.
Hal itu diungkapkan Ketua MPKS PP Muhammadiyah, Mariman Darto, pada pembukaan Rakernas Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) di Yogyakarta, Jum’at siang tanggal 11 Agustus 2023.
Baca: Universitas Muhammadiyah Purworejo menjadi Kampus Difabel
Rakernas MPKS mengangkat tema “Tajdid Amal Usaha Abad ke-2” akan berfokus pada modernisasi manajemen Amal Usaha Muhammadiyah Bidang Sosial (AUMSOS) yang profesional, inklusif dan mandiri dengan tujuh program yang akan dibahas secara serius.
“Tema besar Rakernas ini sejatinya bagian penting dari spirit “Muhammadiyah Unggul Berkemajuan” yang menjadi tagline kebijakan program dalam lima tahun keempat (2022–2027) dengan empat karakteristik,” sebut Mariman.
Mariman mengatakan untuk sampai pada empat karakteristik tersebut dibutuhkan ikhtiar, sinergi dan kolaborasi yang kuat dengan seluruh stakeholders terkait.
Disamping itu, ada beberapa persoalan yang kini dihadapi oleh amal usaha sosial Muhammadiyah.
Lantas apa saja keempat karakteristik tersebut? Tanya Mariman. Pertama, amal usaha yang mampu melakukan transformasi sistem gerakan yang maju, profesional dan modern serta mengakar kuat dengan basis gerakan di era globalisasi dan revolusi teknologi informasi.
Kedua, kualitas dan fungsi atau peran organisasi, kepemimpinan dan anggota sebagai subjek gerakan di tengah dinamika keumatan, kebangsaan dan kemanusaan.
Ketiga, berkembanganya amal usaha yang unggul, mandiri, sinergis dan merata di berbagai penjuru tanah air serta mancanegara melalui layanan publik berikut standar yang berkualitas.
Keempat, meluasnya hubungan dan kerja sama internasional serta berkembangnya internasionalisasi gerakan di tingkat global.
Baca: Diterima Presiden Jokowi, Pemuda Muhammadiyah Jawab Tantangan Istana
Rakernas yang dilaksanakan tanggal 11-13 Agustus 2023 di Suara Muhammadiyah Tower, Kawasan Jalan KHA Dahlan Yogyakarta diikuti oleh 150 peserta.
Ke-150 peserta tersebut adalah wakil ketua PP Muhammadiyah yang membidangi MPKS PPM, pimpinan dan pengurus MPKS PP Muhammadiyah, wakil ketua PWM yang membidangi MPKS, ketua dan sekretaris MPKS PWM se-Indonesia.
Untuk merespon berbagai isu strategis dan mendukung spirit Muhammadiyah unggul berkemajuan MPKS PP Muhammadiyah mengusulkan program-program prioritas mendapatkan pembahasan dalam Rakernas.
Mariman memastikan Rakernas MPKS yang dilaksanakan tiga hari itu akan fokus membahas sejumlah program yang diprioritaskan sekaligus mendukung kebijakan pemerintah dalam pembangunan kesejahteraan sosial.
“Ada tujuh program prioritas yang akan dibahas secara serius dalam Rakernas MPKS PP Muhammadiyah,” ungkap Mariman.

Usulan MPKS PP Muhammadiyah terhadap beberapa program yang diprioritaskan dalam Rakernas itu yakni:
1. Program Akreditasi LKSA Muhammadiyah dan Aisyiyah;
2. Program Pembibitan 1000 kader Pekerja Sosial Muhammadiyah Aisyiyah, (YAPI) → Beasiswa Kementerian Sosial;
3. Program Sertifikasi 1000 Pekerja Sosial Muhammadiyah, Tenaga Kesejahteraan Sosial Muhammadiyah dan Relawan Sosial Muhammadiyah;
4. Peningkatan kesejahteraan bagi Pengasuh Aumsos;
5. Modernisasi Manajemen Aumsos;
6. Pengembangan Mentorship Program “Circle M Project”;
7. Integrasi Data ke Satu Data Muhammadiyah.
Demikian Mariman, identitas Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid, beraqidah Islam, bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah dengan maksud dan tujuan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
“Dalam perspektif Muhammadiyah, Islam merupakan agama yang berkemajuan yang kehadirannya membawa rahmat bagi semesta kehidupan,” jelasnya.
Adapun dakwah dan tajdid bagi Muhammadiyah, sambung Mariman, merupakan jalan perubahan untuk mewujudkan Islam sebagai agama bagi kemajuan hidup umat manusia sepanjang zaman.
Menurut Muhammadiyah, jalan perubahan atau transformasi tersebut sesuai dengan visi pengembangan Persyarikatan 2022-2027 yakni meningkatnya sinergi dengan seluruh komponen umat, bangsa, dan kemitraan internasional.
Hal itu agar terciptanya pranata sosial berkemajuan bagi tumbuh dan kembangnya nilai-nilai Islam di Indonesia sebagaimana tujuan Muhammadiyah dengan tetap meningkatkan kualitas Persyarikatan dan amal usaha secara berkesinambungan.
Amal Usaha Muhammadiyah Bidang Sosial
Berdasarkan data MPKS PP Muhammadiyah hingga akhir Desember 2022, jumlah Amal Usaha bidang pelayanan sosial telah mencapai 615 buah.
Dari jumlah itu, sebanyak 595 adalah Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dan 16 Panti Lansia (Muhammadiyah Senior Care) dan 4 Panti Disabilitas yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia dengan tenaga pengasuh lebih dari 3000 orang.
Hingga saat ini, perkiraan anak yang diasuh oleh LKSA mencapai 8.999 anak (dalam panti) dan 6.202 anak (luar panti).
Sedangkan 16 Panti Lansia (MSC) mengelola 80 orang dan untuk 4 Panti Disabilitas mengelola 88 orang di dalam panti dan 45 orang di luar panti.
Dari jumlah Aumsos tersebut, jumlah pengelola atau pengurus panti sebanyak 3.075 sedangkan jumlah pengasuh sebanyak 615 orang.
“Maka sangat wajar jika pertumbuhan Aumsos Muhammadiyah sangat pesat,” ujar Mariman.
Pesatnya pertumbuhan Aumsos Muhammadiyah karena didasari oleh semangat, perjuangan dan keikhlasan warga Muhammadiyah untuk menginisiasi lahirnya Aumsos sehingga dapat bertahan dalam waktu yang lama.
Namun, penggal Mariman, dari sisi kualitas ada beberapa persoalan yang harus segera diurai.
Pertama, secara kelembagaan, dari 615 LKSA hanya 201 yang terakreditasi sisanya 414 belum terakreditasi.
Kedua, dari jumlah pengelola atau pengurus dan pengasuh, yang berpendidikan kesos kurang dari 1%.
“Hal ini tentu tidak memenuhi standar profesional fungsional pekerja sosial, tenaga kesejahteraan sosial dan relawan sosial,” katanya.
Kemudian yang ketiga, masalah kesejahteraan sosial yang tidak standar menjadi faktor penyebab lulusan program studi kesejahteraan sosial di 4 perguruan tinggi Muhammadiyah tidak berminat terhadap Aumsos.
“Karena pentingnya persoalan ini, dalam Rakernas I ini harapannya tema modernisasi manajemen menuju Aumsos yang profesional, inklusif dan mandiri dapat turut mendukung program pemerintah dalam bidang pembangunan kesejahteraan sosial,” ujar Ketua MPKS PP Muhammadiyah, Mariman Darto.
Rakernas Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) yang dibuka langsung oleh Menteri Sosial Republik Indonesia (RI) Dr. Ir. Hj. Tri Rismaharini, M.T. dan Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Prof. Dr H. Muhadjir Effendy, M.PA sekaligus Sekretaris Umum PPM, Prof Dr Abdul Mu’ti MEd, mendapat perhatian besar dari warga Muhammadiyah. (adam)
Copyright © 2023 fornews.co. All rights reserved.