YOGYAKARTA, fornews.co–Hari Peringatan Kesiapsiagaan Bencana tahun ini Bantul menjadi proyek percontohan nasional sistem Early Warning System (EWS) oleh 30 pakar kebencanaan di Asia Tenggara.
Bahkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjadikan Kabupaten Bantul sebagai proyek percontohan karena masyarakatnya memiliki kesadaran terhadap ancaman bencana.
“Karena masyarakat di Kabupaten Bantul memang memiliki kesadaran tinggi terhadap bencana alam,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto, usai simulasi kesiagaan posko bencana di Tempat Evakuasi Sementara (TES) Pantai Kuwaru, Poncosari, Srandakan, Bantul, Jum’at (26/4/2019).
Baca: Banjir Bandang Putus Akses Menuju Dua Desa di OKU Selatan
Sistem peringatan bencana dini yang menjadi rujukan 30 ahli dan pakar kebencanaan di Asia Tenggara itu hingga tahun depan menjadi proyek percontohan nasional.
Sebanyak depalan Early Warning System (EWS) di sepanjang pantai selatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dipasang sejak peristiwa gempa Jogja tahun 2006 silam.
Kedelapan EWS tersebut dihubungkan ke sejumlah tempat penting seperti tempat ibadah.


Cara kerjanya, EWS akan mengirimkan sinyal peringatan tsunami kepada masyarakat melalui suara. Sehingga masyarakat yang berjarak dari pantai dapat mengetahui adanya peringatan bahaya.
BPBD Bantul terus melakukan mitigasi bencana di sepanjang kawasan pantai selatan.
Selain terus menumbuhkan kesadaran dan kewaspadaan, BPBD juga mengubah peruntukan kawasan. (adam)
Ikuti juga fornews.co di instagram