PALEMBANG, fornews.co – Hana, seekor kura-kura jenis Sulcata berdiameter 60 sentimeter, harus dibawa ke kolam lantaran mengalami hibernasi. Hewan reptil ini hibernasi disebabkan oleh kondisi hujan yang terus terjadi di Kota Palembang.
Bob, penjaga kandang di Turtle Farm Palembang langsung membopong kura-kura seberat 30 kilogram tersebut dan membasahi seluruh tubuhnya. Usai dibahasi, kura-kura itu pun langsung kembali ke kandangnya.
“Kalau lagi hibernasi, kami terpaksa membawanya ke kolam dan membasahi seluruh tubuhnya agar kura-kuranya minum air kolam,” kata Pemilik Turtle Farm Palembang, Andre Salim, Rabu (24/3/2021).
Menurut Andre, hibernasi merupakan salah satu kesulitan dalam merawat kura-kura sulcata. Pasalnya, dia tidak tahu tanda-tanda datangnya penyakit tersebut. Hanya saja, si kura-kura terlihat lemas dan berdiam diri di kandangnya. Hibernasi ini juga sangat rentan membuat kura-kura asal gurun sahara, Afrika tersebut mati.
“Kura-kuranya tidak mau makan dan minum kalau lagi hibernasi. Jadi otomatis mereka dehidrasi, kalau dibiarkan maka bisa mati,” terangnya.
Selain hibernasi, kura-kura ini juga rentan terserang flu terutama saat musim hujan yang melanda saat ini. Karena itu, dia pun rutin mengecek setiap minggu kesehatan kura-kuranya dengan mendatangkan langsung dokter hewan ke tempat penangkarannya yang berada di Jalan Angkatan 66 Palembang.
“Ini demi kesehatan kura-kura kami agar produksinya pun dapat semakin meningkat,” ujarnya.
Andre menyampaikan, ketertarikannya memelihara hewan sudah dari kecil. Namun, untuk kura-kura Sulcata baru dijalani setahun yang lalu. Ini berawal dari dongeng yang sering didengarnya saat kecil. Di mana, dalam dongeng diceritakan bahwa kura-kura itu menggigit dan sulit untuk lepas dari gigitannya.
Dia pun akhirnya membeli satu kura-kura Sulcata pada Maret tahun 2020 lalu dengan diameter plastron 60 sentimeter. Setelah memeliharanya, dia baru mengetahui bahwa apa yang diceritakan dalam dongeng itu ternyata tidak benar khususnya untuk kura-kura jenis Sulcata. Karena itu, dia pun menambah peliharaannya tersebut secara bertahap hingga total saat ini 34 ekor indukan.
“Sebenarnya ada 37 ekor tapi mati tiga ekor jadi sisa 34 ekor sekarang,” kata pecinta reptil ini.
Kura-kura peliharaannya kini sudah mulai memproduksi telur setiap bulannya yang mencapai hingga 30 telur. Dia pun menetaskan telur tersebut dengan menggunakan alat pemanas hingga 130 hari. Anak kura-kura Sulcata ini pun banyak diminati oleh pecinta reptil hingga akhirnya dia pun berinisiatif untuk menjualnya.
Per ekor kura-kura Sulcata, Andre menawarkan harga mencapai Rp1,3 juta. Namun, jika membeli 10 ekor dalam satu pembelian, dia memberikan harga yang lebih rendah yakni Rp1,1 juta per ekornya.
“Ini memang harga pasaran untuk kura-kura jenis Sulcata, dan banyak peminat reptil yang sudah membelinya,” terang Andre.
Andrew mengatakan, untuk makanannya, reptil ini cukup diberikan sayur dan buah-buahan. Bahkan, jika kedua makanan tersebut tidak ada, dia memberikan kura-kura ini dengan rerumputan. Dia pun mempersilakan masyarakat jika ingin melihat langsung penangkaran kura-kura Sulcata di tempatnya. Di mana, dia membuka waktu khusus pada hari Jumat hingga Minggu tanpa dipungut biaya.
“Saya hanya ingin menghilangkan stigma yang salah dahulu. Jadi kalau mau lihat langsung datang saja ke Turtle Farm kami,” tukasnya. (lim)