SEKAYU, fornews.co – Seiring Indonesia yang tengah melakukan penambahan kapasitas listrik sebesar 35.000 MW (2014-2019), Bupati Muba Dodi Reza Alex akan memanfaatkan sumber energi berbahan dasar fosil maupun energi terbarukan atau biofuel sebagai pembangkit tenaga listrik yang ramah lingkungan.
Berkaca pada Peraturan Menteri ESDM RI Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik, disebutkan PT PLN (Persero) wajib membeli tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik yang memanfaatkan sumber energi terbarukan.
“Ini peluang. Kita punya banyak sumber. Biofuel yang sedang kita garap bersama para pakar ITB, bahkan sudah saya soundingkan ke pasar Eropa,” kata Dodi Reza Alex, Kamis (18/07).
Untuk diketahui, Dodi Reza pada Juni lalu langsung menemui manajemen PT Pertamina Gas (Pertagas). Tujuannya masih terkait pemenuhan sumber seperti yang tertuang dalam Nawacita Presiden Jokowi tentang pemanfaatan sumber energi terbarukan untuk penyediaan tenaga listrik.
Dodi membawa serta Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Petro Muba. Golnya, untuk membangun Kilang Liquified Petroleum Gas (LPG) Jambi Merang,. Memorandum of Understanding (MoU) di Oil Center Building, Jakarta, Rabu (19/6).
“Muba, kita tahu adalah kabupaten dengan sumber migas terbesar di Sumsel. Kita pun harus andil. Muba bekerja bukan untuk sekarang saja, tapi demi masa depan generasi penerus,” jelas Dodi.
Bagi Dodi, komitmen antara Pertagas dengan Petro Muba adalah awal untuk menjalankan tugas mulai membangun energi di Indonesia, khususnya Sumatra Selatan.
”Dari pertemuan terakhir yakni 29 Mei 2019 lalu, akhirnya disepakati MoU antara Pertagas dengan BUMD untuk bisa membangun Kilang LPG Jambi Merang. Ini adalah awal bagi pengembangan Muba sebagai lumbung energi di Indonesia,” kata Dodi Reza.
Think global do local jadi pijakan Bupati lulusan Sloan School, Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat ini bertindak. Muba sebagai kabupaten yang kaya sumber daya alam harus dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat daerah, dan lebih lagi Indonesia.
“Harus ada industri hilir yang berbasis energi. Kami pemerintah daerah, siap membantu mulai dari lahan hingga perizinannya untuk mempercepat proses pembangunan ini,” ucapnya.
Pemanfaatan bagi rakyat Muba atas sumber energi melimpah adalah pemasangan gas rumah tangga. Setelah pemasangan jargas di Muba sejak 2017 lalu, Dodi memastikan tahun 2020 kuotanya berlipat baik dari sisi jumlah jaringan maupun sebaran ke kecamatan. Dirinya secara langsung menemui jajaran Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi.
Hasilnya, lima kecamatan disetujui dapat pemasangan jargas yakni Kecamatan Bayung Lencir, Tungkal Jaya, Sungai Lilin, Babat Supat, dan Sekayu.
”Tercatat ada sebanyak 70.367 rumah tangga di 5 kecamatan tersebut yang sangat mendambakan pemasangan jargas,” ungkap Dodi.
Kepastian penambahan jargas terjadi pada 17 Juli 2019 atau sebulan setelah Dodi meminta pada 19 Juni 2019 lalu. Direktorat Jenderal (Ditjen) Minyak dan Gas Bumi, mengabulkan usulannya.
Rombongan Tim Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI dan Perusahaan Gas Negara (PGN) terkait Sosialisasi Penyusunan Front End Engineering Design (FEED) Detail Engineering Design For Contruction.
Ketua rombongan Kementerian ESDM, Budi Arianto memaparkan pada tahun 2020 pembangunan jargas untuk rumah tangga menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di 53 Kabupaten/Kota dengan total sebanyak 293.533 Sambungan Rumah Tangga (SR).
Untuk di Kabupaten Muba sendiri berjumlah 10.000 – 11.000 SR, sesuai usulan tersebar di lima kecamatan yaitu Sekayu, Bayung Lencir, Tungkal ,Sungai Lilin dan Babat Supat.
Kepala Bappeda Kabupaten Muba Zulfakar menjelaskan, di tahun 2019 pihak Kementerian ESDM dan PGN akan lakukan studi dan di tahun 2020 pembangunan infrastruktur dimulai. Rinciannya, pelanggan Kecamatan Sekayu berjumlah 2000 SR, Bayung Lencir 2500 SR, Sungai Lilin 2500 SR, Tungkal Jaya 2000 dan Babat Supat 2000 SR.(bas)