KAYUAGUNG, fornews.co – Ada banyak hal yang harus dipersiapkan oleh calon pengantin (catin), terlebih bagi pasangan yang masih di bawah umur atau usia dini. Selain pengalaman yang cenderung lebih minim, kondisi tubuh juga kerap menimbulkan masalah.
Direktur Jenderal (Dirjen) Gizi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Ir Dodi Izwardi mengungkapkan, pernikahan merupakan salah satu hal yang luar biasa. Untuk itu sangat diperlukan persiapan bagi calon pengantin.
Salah satu hal yang harus dipersiapkan dan dipahami menurut Dody, adalah pengetahuan tentang gizi. Pasalnya, pernikahan ini akan meneruskan generasi sehingga dibutuhkan gizi yang cukup sehingga pertumbuhan ibu dan anak saat sang pengantin sedang hamil akan normal.
Menurutnya, hal ini juga akan mencegah terjadinya masalah stunting.
“Kalau diberikan bekal yang kuat tentang gizi, pernikahan itu akan kuat. Dia akan sadar bahwa saya akan menikah dan saya akan menjaga diri saya dan akan meneruskan generasi. Menikah itu sebenarnya peristiwa yang begitu luar biasa,” kata Izward usai menjadi pembicara pada Rumbuk Intervensi Masalah Stunting di Kayuagung, Selasa (09/07).
Dengan kesadaran akan hal ini, tentunya juga akan membantu mencegah masalah stunting secara nasional. Selain itu, mencegah stunting ini juga bisa mengatasi masalah kematian ibu dan bayi.
Dody menuturkan, masalah stunting ini menjadi salah satu prioritas pemerintah, apalagi sejak tahun 2015-2016 lalu. Hal ini menyusul tingginya angka stunting di Indonesia pada tahun 2012 lalu yang mencapai angka 37 persen lebih.
“Pada saat itu stunting di Indonesia berada di angka 37 koma, ini suatu angka yang sangat memalukan karena sebenarnya kita negara yang besar, negara yang makanan tersedia, bukan negara konflik. Hal ini mulai disadari secara nasional bahwa gizi adalah investasi bangsa dan mulai disadari bahwa ada masalah disitu,” jelasnya.
Setelah hal itu disadari, Dody menuturkan, kini angka stunting di Indonesia secara nasional berada pada angka 30,7 persen. Diakuinya, penurunan tujuh persen ini merupakan pencapaian yang sangat baik dan mendapatkan apresiasi dari banyak negara.
Bahkan ke depan, lanjutnya, presiden telah menyetujui dan menargetkan angka stunting ini menurun dua angka per tahun. Meskipun menurutnya ini merupakan hal yang cukup berat namun hal ini akan diatasi oleh semua pihak dan berbagai elemen.
“Masalah ini bukan hanya tugas dari kesehatan saja. Untuk itu dalam hal ini yang diangkat akar masalah kemiskinan ini sehingga topiknya banyak, tapi dengan mengangkat ini akan lebih fokus bahwa kita punya masalah serius,” tuturnya.
Terkait daerah yang menjadi prioritas secara nasional saat ini berjumlah 160 Kabupaten/kota. Ke depan, intervensi masalah ini akan semakin diperluas.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel), Lesty Nurainy menambahkan, pemberian pemahaman kepada remaja putri khususnya yang akan menikah atau ibu hamil, terkait masalah stunting ini memang cukup penting. Selain itu, menurutnya pihak Dinkes Provinsi Sumsel sendiri telah menyiapkan obat dan makanan pendamping untuk dikonsumsi oleh remaja putri dan ibu hamil.
“Stunting ini perkembangan yang tidak seimbang, dikhawatirkan ini bukan hanya tinggi badan tapi juga otaknya. Untuk itu kita terus berupaya untuk menghasilkan SDM yang berkualitas serta produktif sehingga bisa membangun negara,” jelasnya.(rif)