JAKARTA, fornews.co – Hasil survei pelangga, ada sekitar 72% pelanggan merupakan pelanggan tipe single fuel yang menggunakan gas bumi sebagai bahan bakar penggerak operasi mesin industri.
Hal tersebut disampaikan Direktur Sales dan Operasi PGN, Ratih Esti Prihatini, pada acara customer business gathering yang digelar PT PGN Tbk, Rabu (27/3/2024).
Agenda untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara PGN dan pelanggan tersebut, dihadiri 26 peserta dari 11 asosiasi seperti FIPGB, ASAKI, APOLIN, APGI, APINDO SUMUT, INAPLAS, IRGMA, APLINDO, APSyFI dan APKLP.
“Maka PGN juga terus mengupayakan untuk mendatangkan pasokan dari berbagai sumber lain seperti LNG dalam jangka pendek maupun panjang. PGN juga berkomunikasi dengan seluruh stakeholder, pemerintah, mengenai kondisi ini,” ujar Ratih.
Kemudian, kata Ratih, PGN mengupayakan alternatif tambahan pasokan gas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini, khususnya di wilayah Sumatera Bagian Utara, Tengah, dan Selatan, Lampung serta Jawa Bagian Barat.
Lalu, PGN menawarkan alternatif yakni pasokan gas dari LNG, mengingat kondisi natural decline dari sumber pasokan gas pipa konvensional
“Memang, penyaluran LNG sampai dengan disalurkan ke pelanggan membutuhkan rantai penyaluran yang lebih Panjang, dibanding rantai penyaluran gas pipa. Ini karena ada proses tambahan berupa pendinginan, transportasi, penyimpanan, dan regasifikasi,” kata dia.
PGN juga, ungkap Ratih, tidak mengharuskan pelanggan untuk menggunakan LNG, namun pihaknya harus tetap menyediakan opsi solusi dalam kondisi decline pasokan gas pipa.
“Kami tetap akan mengoptimalkan pemanfaatan pasokan gas pipa yang tersedia dari masing-masing pemasok gas dan kekurangannya akan kami tawarkan pasokan gas LNG untuk menjadi solusi pemenuhan kebutuhan gas dari industri saat ini,” ungkap dia.
Sebagai Subholding Gas Pertamina, jelas Ratih, PGN berkomitmen memenuhi kebutuhan gas bumi kepada seluruh segmen pelanggan industri dari berbagai sumber pasokan.
Nah acara ini sebagai upaya mendengar masukan serta saran pelanggan industri, terkait kondisi keterbatasan pasokan pipa, solusi pemenuhan demand ke depan, menyatukan pemahaman kedua belah pihak dalam mendukung upaya menjaga pertumbuhan dan daya saing industri, penyaluran gas bumi nasional dan kinerja perekonomian nasional.
“Karena PGN berupaya optimal melayani pelanggan, meski dalam kondisi operasi baik pasokan dan operasional infrastruktur terdapat kondisi planned (turn around atau operation maintenance regularly) dan uplaned shutdown,” jelas dia.
Ratih menerangkan, hal yang lumrah terjadi dalam operasi lapangan migas di sisi hulu, dibutuhkan kegiatan maintenance yang memerlukan waktu tertentu maka demikian halnya PGN juga terdapat masa maintenance untuk menjaga realibilitas dan layanan yang handal juga safety.
Dengan kondisi lapangan migas yang mengalami penurunan, PGN terus mengupayakan solusi untuk penyaluran gas ke pelanggan.
“Kami ingin usaha pelanggan harus tetap sustain, maka kami harus mengkomunikasikan kondisi rill ini kepada pelanggan untuk bersama-sama dalam satu perahu mencari solusi terbaik, win-win solution bagi kedua belah pihak,” terang dia.
Ratih meneruskan, kendati LNG ini tersedia, namun PGN tetap memprioritaskan dan mempertimbangan pemanfaatan gas pipa mengingat kebutuhan pelanggan untuk memperoleh harga yang lebih kompetitif.
PGN juga memiliki jaringan infrastruktur gas yang terintegrasi, sehingga dapat mengoptimalkan alokasi pasokan gas pipa dan LNG untuk pemenuhan demand di berbagai wilayah.
“Tentu harapannya dengan dukungan seluruh stakeholder, termasuk Pemerintah dan regulator, PGN dan industri dapat tumbuh bersama, serta dapat berkontribusi secara aktif dalam memperluas multiplier effect pemanfaatan gas bumi industri untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional,” tandas dia. (kaf)