PALEMBANG, fornews.co-Dinamika Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Ogan Ilir (OI), masuk babak baru. Tiba-tiba nama bakal calon (balon) Bupati Ahmad Wazir Noviadi (Ovi) yang sudah berpasangan dengan Ardani, mendadak digantikan oleh sang adik.
Ya, dua hari ini sudah beredar bahwa muncul nama pasangan balon Bupati-Wakil Bupati Panca Akbar Wijaya-Ardani yang bakal bertarung dengan calon petahana Ilyas Panji Alam. Nah, kondisi ini justru menimbulkan banyak pertanyaan bagi publik di Bumi Caram Seguguk.
Mencermati dinamika tersebut, Pemerhati Politik Sumsel dari Forum Demokrasi Sriwijaya (Fordes), Bagindo Togar mengatakan, bahwa terlepas apakah itu figur Ovi atau panca, orang tetap melihat ketokohan Mawardi Yahya di Ogan Ilir.
“Sulit menafikan atau menggeser atau mengubah image. Sama seperti orang mengubah orang dari ketokohan, ketokohan ini sudah sangat mengakar. Ya walaupun tergerus tak akan begitu signifikan,” ujar dia kepada fornews.co.
Menurut Bagindo, hingga saat ini ketokohan dari Mawardi Yahya yang merupakan Wakil Gubernur Sumsel tetap menjadi ikon Ogan Ilir. Ketika ada yang bertanya apakah digantinya Ovi ke Panca akan membawa pengaruh atau menguntungkan kontestan lain terlebih petahana, Bagindo menilai hal itu tak terlalu sulit.
“Ya kalaupun ngaruh gak akan terlalu sulit untuk mengembalikan pada posisi semula, kecuali itu bukan dari trah Mawardi. Panca juga kan adik dari ovi yang merupakan anak biologis dari Mawardi. Jadi, bagi petahana bagaimana pun kondisinya tetap harus kerja keras,” kata dia.
Bagindo mengungkapkan, Panca juga akan menjadi lawan yang sengit, meski saat ini calon petahana (Ilyas Panji Aalam) diuntungkan dengan empat tahun lebih dan mungkin satu-satunya kepala daerah di Indonesia tanpa wakil, yang membuat dia leluasa menancapkan pengaruhnya baik di ASN maupun masyarakat.
“Jadi kalau bertarung, ini cukup sepadan. Terlepas masa lalu mereka yang dulu rekan sekarang jadi rival. Mereka sama kuat,” ungkap dia.
Hanya saja, jelas Bagindo, dengan catatan, dukungan parpol dari Ilyas Panji Alam bekerja. Hal yang dikhawatirkan itu dukungan yang sampai ke bawah tidak all out.
“Saya juga melihat instrumen Partai Golkar tidak all out mendukung Ilyas. Tinggal PDIP. Sedangkan PDIP sendiri di Ogan Ilir pengaruhnya tidak sehebat Golkar,” jelas dia.
Saat ini Ilyas Panji Alam mendapatkan tiket pencalonan setelah di dukung oleh PDI Perjuangan, Golkar dan PBB. Tinggal konsolidasi, mobilisasi perangkat partai politik dan tim pemenangan.
“Sekarang juga dak terlalu penting jumlah partai, tapi isu, mobilisasi, tim pemenangan itu yang menjadi kunci,” tandas dia. (aha)