JAKARTA, fornews.co — Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, secara resmi membuka 18th Congress of the Indonesian Biology Society (PBI) dan International Conference on Biodiversity and Future Biology (ICo-BioFUB) 2025 di Universitas Nasional, Jakarta Selatan, Selasa, 26 Agustus 2025.
Dalam sambutannya, Pramono menegaskan bahwa isu keanekaragaman hayati kini menjadi perhatian utama dunia.
Manurut dia, Jakarta memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam penelitian, konservasi, maupun inovasi.
“Acara ini tidak hanya berlangsung di Jakarta, tetapi juga disiarkan di beberapa negara karena isu biodiversitas sudah menjadi isu global,” terangnya.
Pramono mengungkapkan, Jakarta bersyukur memiliki Kepulauan Seribu dan ragam hayati yang masih terjaga dengan baik. Bahkan di Pantai Indah Kapuk, kami rutin melibatkan siswa menanam mangrove sebagai upaya pelestarian.
Bahkan, kata Pramono, Jakarta memiliki lebih dari 100 jenis flora dan fauna yang menjadi kekayaan biodiversitas.
Karena itu, Pemprov DKI membuka ruang kerja sama dengan peneliti dan akademisi untuk menjadikan Jakarta sebagai laboratorium penelitian biodiversitas.
“Kami sangat senang bila Jakarta bisa dijadikan laboratorium penelitian biodiversitas. Jika ada riset yang dapat dikerjasamakan antara Pemprov DKI dengan universitas, kami siap mendukung sepenuhnya,” jelasnya.
Pramono menekankan bahwa penguatan biodiversitas sejalan dengan agenda besar transformasi Jakarta menuju kota global berwawasan lingkungan.
Upaya menjaga ekosistem, katanya, akan memperkuat ketahanan iklim, meningkatkan kesehatan masyarakat, sekaligus menjamin kualitas hidup warga.
“Jakarta sedang menata diri dari kota global yang saat ini berada di peringkat 74 dari 156 kota, dengan target masuk 50 besar. Salah satu kuncinya adalah transformasi lingkungan hidup. Masalah lingkungan harus dijawab dengan perubahan nyata, dan saya berkomitmen menghadirkan perubahan itu,” tegasnya.
Kongres internasional ini terselenggara atas kerja sama Perhimpunan Biologi Indonesia (PBI) dengan Fakultas Biologi dan Pertanian Universitas Nasional.
Acara tersebut diikuti akademisi, peneliti, pembuat kebijakan, dan praktisi industri dari Indonesia, Malaysia, hingga Jerman.
Pramono berharap konferensi ini dapat melahirkan ide, inovasi, dan solusi nyata untuk menjaga biodiversitas serta keberlanjutan hidup bagi generasi mendatang.

















