YOGYA, fornews.co—Penjajahan di Indonesia terjadi dua kali Agresi Militer I dan II yang dilakukan oleh Belanda dan penjajahan ketiga dilakukan oleh Jepang.
Sewaktu Indonesia menyatakan merdeka pada 1945 Tentara Jepang yang berada di Sentonorejo diusir oleh penduduk asli dan masyarakat sekitarnya.
Para Tentara Jepang itu lantas meninggalkan Berbah dengan mengunci gudang amunisi yang berlokasi di perbukitan Sentonorejo.
Semua amunisi yang disimpan dalam bungker ditinggalkan begitu saja oleh Tentara Jepang.
Di Dusun Sentonorejo, Kelurahan Jogotirto, Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman, DIY, terdapat bungker penyimpanan amunisi Tentara Jepang. Bungker itu akrab disebut dengan nama Gua Jepang.

Ada dua tempat yang digali oleh Tentara Jepang untuk dijadikan gudang amunisi, yakni di Sentonorejo dan Pengklik.
Gua Jepang Pengklik berjarak 1,5 kilometer di Utara Goa Jepang Sentonorejo.
Semula Tentara Jepang membuat gudang penyimpanan amunisi di Gunung Pengklik yang terpaksa dihentikan karena tanahnya tidak memungkinkan dijadikan bungker.
Terdapat empat terowongan berjajar di Gua Jepang Sentonorejo yang bagian dalamnya saling berhubungan.
Satu terowongan memiliki lebar sekira 2,5 meter dengan tinggi 1,5 hingga 2 meter yang dahulunya setiap mulut terowongan dipasang pintu terali besi berukuran besar.
Menurut sejumlah warga sekitar Gua Jepang bungker itu diperuntukkan sebagai penyimpanan amunisi berupa bom dan mortir.
Kejamnya Tentara Jepang membuat para pekerja banyak yang tumbang karena lemahnya fisik.
Diperkirakan sepuluh pekerja tewas dalam proses pembuatan bungker di Sentonorejo.
“Dados sanes merga dipateni Tentara Jepang (jadi bukan karena dibunuh tentara Jepang),”ucap Wakijan, Ketua RW setempat, Ahad (5/6/2022).
Para pekerja yang tewas dalam pembuatan Gua Jepang disebabkan oleh ledakan dinamit saat menggali terowongan.
Jika ada dinamit yang macet diledakkan, kata Wakijan, bisa dipastikan akan jatuh korban.
Bagi pekerja yang sakit-sakitan dan tidak sehat akan dicambuki dan dipukuli hingga babak-belur. Mereka disuruh berhenti bekerja dan diusir dari lokasi bungker.
Padahal, kata mantan petugas pertahanan sipil (Hansip) itu, para pekerja hanya hanya mendapat upah sebungkus Sega Gogek.
Sega Gogek yakni berupa nasi dan tepung yang diaduk kemudian direbus dengan lauk ikan teri bakar dilengkapi daun-daunan sebagai sayurnya.

Pembuatan Gua Jepang dikerjakan oleh para pekerja dari Kenteng Lor, Dukoh lor, Bloran, dan Serut, yang sekarang masuk wilayah Kecamatan Prambanan.
“Dadi mboten bener mawi Gua Jepang Pengklik kalian Gua Jepang Sentonorejo tembus (jadi tidak benar jika kedua gua itu tembus),” ujarnya.
Kata Wakijan, Gua Jepang dibuat bersamaan dengan selesainya pembangunan Bandara Adi Sutjipto di Maguwo.
Gua Jepang yang masuk wilayah Blambangan, Kelurahan Jogotirto, Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman, kini dikelola oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta (BPCB DIY). (adam)

















