JOGJA, fornews.co — High Voltage “Save Our Democracy” mengawali bangkitnya musik underground di Jogjakarta setelah beberapa tahun mati suri.
High Voltage “Save Our Democracy” yang digelar pada Sabtu, 3 Februari 2024 di Titik Nol Kilometer (Malioboro) Jogja melibatkan belasan band dari berbagai genre underground.
Event musik underground bertajuk “Save Our Democracy” tersebut sekaligus melaunching High Voltage secara resmi sebagai wadah bagi berbagai komunitas underground.
High Voltage sekaligus menandai pergantian posisi United Underground yang sebelumnya pernah punya peran yang sama.
Ketua penyelenggara, Camel, menyebut High Voltage Volume 1 bertajuk “Save Our Democracy” terbilang spesial karena Jogja memiliki masyarakat yang berdemokrasi.
“Tema Our Democracy ini kita ciptakan karena kami merasa perlu menjaga marwah demokrasi,” kata Camel kepada fornews.co, Sabtu malam, di tengah berlangsungnya acara.
Disinggung soal event musik underground yang digelar di masa pemilu? Camel menjelaskan, tensi pemilu yang tinggi mendekati hari pencoblosan menjadikan alasan High Voltage harus digelar awal tahun.
Atas dasar alasan tersebut High Voltage mengajak underground, semua genre di Jogja untuk tidak antipati terhadap politik. Selama ini, kata Camel, pihaknya selalu dipandang sebelah mata dan tidak tersentuh birokrasi.
Maka, manurut dia, perlunya kolaborasi dengan para birokrat agar underground diperhatikan.
“Kalau memang musik underground ingin maju, ya harus menggandeng teman-teman yang ada di birokrasi melalui partisipasi kita di politik. Artinya, supaya nanti teman-teman mempunyai partner yang selama ini kami belum tersentuh sama sekali,” terangnya.
Meski sempat diguyur hujan deras event yang digelar tanpa tiketing justru dibanjiri penonton hingga membeludak.
Event ini, sambung Camel, untuk membangkitkan musik metal. Tahun ini pula pihaknya memulai program Jogja Brebeg yang sempat terhenti.
High Voltage volume 1 yang dipandu oleh Dewo Butality menanpilkan band-band underground asal Jogja, seperti Mati Suri, Sunday Morning Breakfast, Deuca Lion, Ptopaganda, Brotus, Demodex, Lvpjr, Right Way, NKO, SFR6, Rotten Pic, Horush, Kramotak, Abnormal, dan Murder.
Disayangkan event dihentikan oleh petugas karena dianggap hingga terlampau malam. Tetapi, pecinta musik underground tidak beranjak dari tempat acara yang seharusnya dimulai pukul 15.00 WIB.
Molornya acara hingga selepas maghrib tersebut disebabkan adanya kegiatan rapat di Gedung Bank Indonesia yang berada di Selatan tempat acara berlangsung.
Jogja Brebeg, kata Camel, akan menjadi agenda event tahunan khusus musik Death Metal dan Black Metal.
Namun, pihaknya tidak melulu mengakomodir Death Metal dan Black Metal. Dengan High Voltage bahkan Rock, Metal Head, Heavy Metal hingga Punk Hardcore diikutsertakan.
“Jadi, di sinilah forum silatrurahmi kita dari semua aliran musik yang ada,’ ungkapnya.
Jogja Brebeg tahun ini akan menjadi sangat spesial karena bakal kedatangan band asal mancanegara.
Tahun ini, Jogja Brebeg rencana akan digelar pada 27 Oktober 2024 mengkolaborasikan band asal luar negeri dan Indonesia.
“Nah! Jogja Brebeg tahun ini sangat spesial karena kita akan merubah tampilan dan line up yang biasanya hanya band Indonesia. Kita akan coba menyetarakan dengan kota-kota lain mengambil beberapa band dari luar negeri,” ungkapnya.
Meski band asal luar negeri yang nantinya bakal ke Jogja sudah terkonfirmasi, namun, Camel belum bisa membocorkan nama-nama band yang diundang pada event Jogja Brebeg.
“Nanti fornews.co yang pertama akan kami informasikan,” tandasnya. (adam)
Copyright © Fornews.co 2023. All rights reserved.