ARGA MAKMUR, fornews.co – Keberadaan Kampung Perikanan yang menjadi program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan, sangat bermanfaat bagi para pembudidayaan ikan air tawar. Karena lewat kelompok tersebut, mereka dapat melakukan berbagai macam terobosan guna kemajuan bersama.
Kampung Perikanan Desa Sido Mukti, Kecamatan Padang Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, melalui Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Handayani, membuat terobosan dengan menerapkan teknologi tepat guna pembuatan pakan mandiri Maggot untuk Ikan Nila, di bawah dampingan penyuluh perikanan Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP) Palembang UPT Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.
Maggot sendiri merupakan larva yang dihasilkan serangga Black Soldier Fly (BSF), sejenis lalat yang tidak membawa penyakit. BSF tumbuh dan kembang melalui sampah organik. Pilihan Pokdan Handayani menjadikan Maggot sebagai pakan alternatif, mengingat di sekitar desa banyak limbah organik sawit yang merupakan media berkembang biak BSF.
Hasil budidaya Maggot ini dijadikan bahan campuran pembuatan pakan alternatif. Penerapan pengunaan Maggot sebagai bahan campuran pakan ikan berhasil, dimana pertumbuhan ikan lebih cepat, yang biasanya membutuhkan 6 bulan, dengan pakan maggot hanya membutuhkan waktu 4 bulan 15 hari sudah bisa dipanen.
Terobosan ini menjadi bukti terwujudnya program prioritas KKP membangun kampung kampung budidaya yang dapat mengentaskan kemiskinan. Kegiatan ini membuktikan, dengan berbasis kearifan lokal dan dukungan penyuluh perikanan dapat mengembangkan terobosan dalam mengatasi tingginya biaya produksi pakan ikan yang akan berimbas meningkatnya kesejahteraan pembudidaya ikan.