PALEMBANG, Fornews.co – Masa pandemi Virus Corona atau COVID-19 berdampak kepada tingkat okupansi. Bukan hanya perhotelan tetapi juga transportasi. Salah satunya yakni Light Rail Transit (LRT) Sumsel.
Tercatat, selama masa pandemi tingkat okupansi LRT Sumsel hanya 400 orang perhari dari sebelumnya mencapai 3.000 orang perhari.
Manager Humas Divre III Palembang, Aida Suryanti mengakui hal tersebut. Ia menerangkan penurunan tersebut terjadi hingga 90 persen dari hari biasanya sebelum masa pandemi. Meskipun begitu, saat ini pihaknya tengah berusaha untuk meningkatkan kembali okupansi ini.
“Saat ini okupansi sudah berangsur meningkat menjadi 700 orang perharinya,” katanya, Jumat (24/07).
Ia menjelaskan, operasional LRT Sumsel saat ini didukung oleh 13 stasiun yang melayani naik turun penumpang. Harga tiket pun sangat terjangkau yakni hanya Rp 5 ribu untuk antar stasiun dan Rp 10 ribu untuk dari dan menuju Stasiun OPI hingga stasiun Bandara SMB II Palembang.
Pihaknya bersama Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumsel terus memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasa LRT dengan mempercepat jarak tempuh, waktu tunggu antarstasiun (headway), integrasi dengan Trans Musi dan Damri, penambahan jumlah perjalanan per hari.
“Kami juga memberikan kemudahan untuk penumpang dalam memilih alat pembayaran untuk pembelian tiket serta memperbaiki layanan dengan melakukan perbaikan sistem jalur dan persinyalan,” ujarnya.
Dirinya menambahkan, sampai saat ini tercatat total penumpang yang telah diangkut sejak awal operasional yakni sebanyak 5,1 juta penumpang. Dimana, operasional LRT ini sudah berjalan dua tahun atau tepatnya 23 Juli 2018 lalu.
“Biasanya penumpang paling banyak menggunakan LRT Sumsel ini pada saat weekend,” tutupnya. (lim)