PALEMBANG, fornews.co – Debat publik pertama Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati (Cabup-Cawabup) pada Pilkada OKI 2024 yang digelar KPU OKI di Ballroom Hotel Novotel Palembang, Jumat (1/11/2024) malam, menghadirkan sejumlah penilaian.
Bila menilik performa dari kedua pasang kontestan pada debat tersebut, banyak yang menyebut Pasangan Calon (Paslon) Nomor Urut 02, Muchendi Mahzareki-Supriyanto tampak lebih menguasai materi dan mempersiapkan diri dengan matang, ketimbang pesaingnya pasangan nomor urut 01, Dja’far Shodiq-Abdiyanto.
Dari empat segmen debat publik mulai dari pemaparan visi dan misi, menjawab pertanyaaan tim perumus dan panelis, tanya jawab antar paslon dan menanggapi, serta mengajak masyarakat untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati OKI, pasangan Muchendi-Supriyanto (MURI) selalu mampu menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan baik oleh panelis maupun pesaingnya.
Kondisi yang cukup kontras dengan Paslon Nomor Urut 01, Dja’far Shodiq-Abdiyanto, agak sedikit bingung dan mengecilkan volume suaranya, ketika tema debat membahas tentang lingkungan hidup, seperti Solusi pencemaran air sungai dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Jawaban yang dilontarkan Dja’far Shodiq saat menjawab pertanyaan dari panelis dan Muchendi Mahzareki, kerap mengambang dan tidak fokus pada substansi. Shofiq mengklaim sudah berpengalaman dan terbiasa berkebun, namun tidak menyebut solusi terhadap isu tersebut.
Muchendi selalu tegas melontarkan jawaban dari semua pertanyaan Paslon Nomor Urut 01 dan panelis. Berbeda ketika Shodiq yang terlihat kurang cermat memberi jawaban, langsung diserahkan ke Cawabup-nya, Abdiyanto. Bisa disebut, Muchendi langsung menghadapi dua pasangan tersebut.
Seperti ketika Cawabup Abdiyanto bertanya terkait strategi pasangan 02 untuk pengentasan kemiskinan di Kabupaten OKI, khususnya di wilayah pesisir pantai timur Kabupaten OKI, yang jauh dari tentang kendali hingga menyebabkan pelayanan tidak maksimal, dan banyak potensi ekonomi di sana yang belum tergali.
Dengan penuh keyakinan Cabup nomor urut 02, Muchendi Mahzareki menjawab, jika potensi perikanan di pantai timur Kabupaten OKI memang sangat luar biasa, sehingga kedepan pihaknya akan mendorong pengadaan cold storage (tempat penyimpanan ikan) bagi masyarakat nelayan di pesisir Pantai Timur.
“Masyarakat bisa menabung hasil tangkapannya. Sehingga nanti tidak ketergantungan untuk langsung menjual, dan mudah-mudahan dengan keberadaan cold storage ini, kita berharap masyarakat tidak langsung menjual tapi bisa disimpan terlebih dahulu dan ini tentu, akan kita lakukan kedepan,” ujar Muchendi yang pernah menjabat Wakil Ketua DPRD Sumsel ini.
Muchendi berharap, banyaknya hasil nelayan di pesisir Pantai Timur Kabupaten OKI nanti bisa di jual ke luar Kabupaten OKI, misalnya ikan-ikan dan juga terasi yang saat ini diketahui, masyarakat Bangka yang menikmati namanya, tapi berasal dari Tulung Selapan, OKI.
Berikutnya, masalah perikanan di pesisir pantai yang ada di Kabupaten OKI memerlukan sentuhan kemajuan teknologi. Salah satunya dengan alat penangkap ikan modern, yang memanfaatkan teknologi internet yang akan digagas pihaknya, jika diberi amanah untuk memimpin Kabupaten OKI lima tahun kedepan.
“Diharapkan dapat membantu memudahkan nelayan, untuk mengetahui lokasi keberadaan ikan yang banyak di lautan,” kata dia.
Selain itu, ungkap Muchendi, kemajuan teknologi juga sangat membantu petani untuk mengecek kondisi cuaca, di Kabupaten OKI ini (penerapan kemajuan teknologi) di bidang pertanian sangatlah penting mengingat, lahan pertanian di OKI yang sangat luas yang tentunya dapat memicu produktivitas petani di Kabupaten OKI.
“Kami telah berdiskusi dengan seluruh nelayan yang ada di pesisir pantai timur, tentu kedepan kita akan mendorong inovasi agar masyarakat nelayan di pesisir pantai timur, Kabupaten OKI dapat dengan mudah menangkap ikan dibantu alat dan kemajuan teknologi tadi,” ungkap dia.
Pihaknya, jelas Muchendi, akan mendorong realisasi keberadaan cold storage sebagai tempat penyimpanan ikan, dan udang untuk kedepan, yang tentu dengan andil dari pemerintah dalam menyiapkan lahan dan bangunannya.
“Sehingga nanti bisa menyimpan hasil tangkapan nelayan pesisir pantai timur, agar ditahan dulu, dibekukan sementara dulu, agar tidak langsung dijual ke wilayah Jakarta dan sekitarnya, selain juga agar harga hasil tangkapan nelayan ini bisa bersaing kedepan. Mudah-mudahan dengan program-program kami ini nantinya, dapat meningkatkan ekonomi masyarakat di pesisir pantai timur OKI,” tandas dia. (aha)