PALEMBANG, fornews.co – Cabang olahraga panjat tebing mengajukan beberapa poin usulan kepada KONI Sumsel dalam rangka persiapan menuju PON XX Papua 2020.
Setidaknya ada empat poin yang diajukan Pengprov Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Sumatra Selatan pada Rakor Persiapan PON XX Papua 2020 di Sekretariat KONI Sumsel, akhir pekan lalu. FPTI berharap usulan tersebut bisa dipenuhi KONI Sumsel agar potensi meraih prestasi semakin besar.
“Usulan tersebut yaitu dihadirkannya konsultan pelatih, dipenuhinya peralatan latihan maupun bertanding, tim kepelatihan dan terakhir try out. Nantinya dari empat poin ini akan diturunkan lagi sampai kegiatan-kegiatan yang kita butuhkan. Intinya semua itu agar target kita meraih medali di PON Papua bisa terealisasi,” ujar Sekretaris Umum Pengprov FPTI Sumsel Rusman Afandi, Selasa (31/12).
Menurut Rusman, untuk konsultan pelatih diusulkan untuk mengambil dari pelatih nasional. Sebab kualitas pelatih Indonesia sudah diakui internasional.
“Beberapa negara saja mencari pelatih dari Indonesia, jadi buat apa kita ambil pelatih dari luar negeri,” katanya.
Rusman mengatakan, kualitas pelatih di Indonesia termasuk Sumsel sudah mumpuni. Hanya saja memang yang dibutuhkan saat ini adalah pelaksanaan latihan yang lebih terprogram. Sebab selama ini kegiatan program latihan sudah ada, tapi belum ada yang membuat evaluasi kekurangan dan kelebihan sebelum, selama, dan setelah program dilaksanakan.
“Makanya kita butuh orang-orang yang lebih berpengalaman dalam melatih baik di kejuaraan nasional maupun internasional. Mendatangkan pelatih nasional itu diharapkan bukan hanya meningkatkan performa atlet tapi juga berdampak kepada pelatih yang ada di Sumsel. Hitung-hitung transfer ilmu juga buat pelatih-pelatih kita,” tuturnya.
Mengenai tempat latihan, Rusman akan berkoordinasi dengan KONI Sumsel agar bisa menggunakan venue panjat tebing Jakabaring Sport City (JSC). Karena bagaimanapun, papan panjat dinding di JSC merupakan yang terbaik di Indonesia saat ini. Oleh karena itu fasilitas yang sudah ada itu harus dimaksimalkan. Apalagi banyak daerah yang meminta ke FPTI Sumsel dan memohon izin untuk berlatih di JSC. Jadi tidak ada alasan kenapa atlet Sumsel justru mencari tempat latihan di luar.
“Harapan kami sebagai pelaku panjat tebing Sumsel, punya fasilitas terbaik jangan sampai berbanding terbalik dengan prestasi,” harapnya.
Menyisakan 10 bulan sebelum pembukaan PON XX, diakui Rusman sulit menyebut waktu ideal pelaksanaan Pelatda. Sebab bisa jadi waktu 10 bulan cukup bagi satu daerah namun kurang bagi daerah lain. Seperti halnya panjat tebing Jawa Timur yang telah melakukan Pelatda jangka panjang sejak tiga tahun lalu.
“Tapi tidak ada kata terlambat buat kita untuk berhasil. Siapapun yang terpilih dalam tim PON nanti harus punya komitmen menjalankan tugas ini. Karena tanpa komitmen dari top sampai grass root untuk meraih prestasi di PON nanti, ya akan sia-sia saja. Saat ini kami mulai menyusun kerangka pembentukan tim sampai dengan merumuskan apa-apa yang dilakukan untuk persiapan PON. Tim inilah yang akan bertanggung jawab terhadap keberhasilan kita di PON nanti,” tukasnya. (ije)