KAYUAGUNG, fornews.co – Kinerja Pemkab OKI seolah mendapat rapor merah dari kalangan mahasiswa asal OKI, yang menamakan diri Gabungan Organisasi Daerah (GOD).
Pasalnya, banyak hal yang menjadi kepentingan masyarakat dinilai kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah.
Misalnya, mahasiswa menyoroti soal kejelasan beasiswa mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi, yang diharapkan lebih merata dan tepat sasaran.
Kemudian, Pemda dinilai kurang perhatian terhadap kesehatan, baik dari sisi kelayakan maupun pelayanan rumah sakit dan puskesmas.
Selanjutnya, Pemda dituntut harus lebih jeli meninjau ulang perusahaan-perusahaan di OKI yang diduga terindikasi mencemarkan lingkungan dan melanggar aturan.
Namun, dari berbagai permasalahan yang menjadi sorotan, keresahan yang paling dirasakan para mahasiswa ini adalah soal pembangunan infrastruktur jalan. Di mana banyak jalan di wilayah OKI dalam kondisi rusak parah.
“Pemerintah Kabupaten OKI harus segera membangun infrastruktur yang rusak, yang ada di OKI,” kata Andi Leo, selaku Koordinator Aksi saat berunjuk rasa di Kantor Bupati OKI, kemarin.
Tuntutan mahasiswa OKI dari berbagai perguruan tinggi dan organisasi ini, ditanggapi dengan baik oleh Wakil Bupati OKI M Dja’far Shodiq.
Menurutnya, ini merupakan masukan yang bagus untuk membangun OKI lebih baik ke depannya.
“Terima kasih sudah peduli dengan pembangunan dan lingkungan Kabupaten OKI. Kami akan selalu berusaha semaksimal mungkin dengan kemampuan kami dan kemampuan APBD di OKI, apa yang disampaikan ini akan selalu kami ingat dan kami upayakan,” kata Shodiq, diidampingi Sekretaris Daerah (sekda) OKI, Husin, serta beberapa pejabat lainnya.
Sementara Sekda Husin mengakui, kalau saat ini kondisi infrastruktur jalan di beberapa titik wilayah OKI mengalami kerusakan. Menurutnya, pihak Pemda juga sudah mengupayakan untuk melakukan perbaikan.
Namun, imbuhnya, untuk perbaikan ini bukan perkara yang mudah dan membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.
Apalagi, jalan di OKI total panjangnya lebih dari 2.000 km, sementara kekuatan anggaran sangat terbatas.
“Untuk membelanjakan anggaran ini ada aturan, ketika salah kita akan berdampak pada korupsi. Membangun benar saja kerap disalahkan, apalagi dari awal sudah salah. Membangun jalan-jalan ini tidak semudah membalikkan telapak tangan,” ujarnya.
Pada tahun ini, lanjut Husin, salah satu jalan yang akan diperbaiki adalah di Tulung Selapan, dan kini sedang tahap pelelangan konsultan dan setelahnya baru pelaksanaan pelelangan kontruksi pembangunan. Kemungkinan, pengerjaan akan dilakukan pada pertengahan tahun ini.
Pantauan di lapangan, aksi mahasiswa ini berjalan dengan lancar meski dalam orasi dan penyampaiannya massa cukup emosional ketika berbenturan dengan pihak keamanan. (rif)