MUARADUA, fornews.co – Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) termasuk dalam wilayah yang cukup rentan terjadi bencana alam, mulai dari banjir, hingga tanah longsor. Untuk meminimalisir hal itu, Pemerintah Kabupaten OKU Selatan merangkul tim ahli dari Universitas Sriwijaya guna memetakan wilayah zona risiko.
“Bencana memang bukan kehendak kita dan tidak bisa kita tolak. Tapi setidaknya ini meminimalisir risiko yang terjadi,” kata Bupati OKU Selatan, Popo Ali Martopo, B.Com saat mendengarkan paparan dari tim ahli di Ruang Rapat Terbatas Pemkab OKU Selatan, Rabu (07/04).
Popo juga mengucapkan terimakasih atas semua pihak yang selalu siap siaga dalam menghadapi dan menanggulangi bencana di Kabupaten OKU Selatan. “Kita tidak ingin kalangkabut saat terjadi bencana. Mudahan ini jadi bekal kita menghadapi jika terjadi bencana dan meminimalisir risikonya,” ujarnya.
Ditambahkan Kepala BPBD Kabupaten OKU Selatan, Dony Agusta bahwa kajian ini sebagai pemutakhiran data untuk lima tahun ke depan sebagai pendukung dokumen untuk mengambil langkah jika dalam penanggulangan bencana. “Ini bagian dari pra bencana. Dalam pemutakhiran ini juga, kajian atau hasil selama lima tahun belakang jadi bahan untuk kajian pemutakhiran ini,” ujarnya.
Sementara itu, dalam paparannya Tim Asistensi Tenaga Analisis Kebencanaan BPBD Sumsel, Sutopo menerangkan di Sumsel tidak banyak daerah yang memiliki kajian seperti OKU Selatan ini. “Mudah-mudahan ini dapat meminimalisir risiko dan semua pihak dapat mendukung hal ini,” kata Sutopo.
Berdasarkan hasil kajiannya, OKU Selatan memiliki beberapa risiko bencana yang menghantui mulai dari banjir hingga tanah longsor. Meskipun demikian, risiko yang dimiliki oleh Kabupaten OKU Selatan termasuk dalam risiko menengah.
“Ini dikarenakan kondisi Kabupaten OKU Selatan merupakan daerah perbukitan sehingga diperlukan kesiagaan untuk meminimalisir berbagai risiko ini,” ujarnya. (ril)