YOGYA, fornews.co – Innaa lillaahi wa innaa ilayhi raa ji’uun. Berita wafatnya suami-istri warga Suronatan, Kelurahan Notoprajan, Kemantren Ngampilan, Yogyakarta, pada Ahad kemarin 21 Mei menarik perhatian publik.
Sebelum wafat, Drs H Taufiq Imron MSi dan Dra Fauziyah Tri Astuti MA, sempat terekam video di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada Sabtu (20/5/2023).
Video mengharukan yang tersebar di WhatsApp itu memperlihatkan pasangan suami-istri sama-sama berada di pembaringan. Mereka berdialog meski tanpa kata-kata.
“Masyaa Allaah. Inikah yang disebut pasangan sehidup semati?” tulis pengunggah video.

Taufiq yang semula hendak pulang usai menjalani cuci darah ingin berpamitan dengan istrinya di ruang perawatan. Keluarga kemudian mempertemukan keduanya.
Taufiq, setiap pekan sekali harus menjalani cuci darah.
Di luar dugaan, Fauziyah Tri Astuti yang dalam keadaan tidak sadarkan diri dapat mengetahui kedatangan suaminya.
Meski tidak sadarkan diri, namun, keduanya saling bersentuhan tangan saat dipertautkan di masing-masing pembaringan.
Suami Astuti terserak tak jelas mengucapkan kalimat. Suaranya patah-patah tapi paham maksudnya. Taufiq bermaksud meminta maaf kepada istrinya.
Sambil meminta maaf Taufiq berusaha bersalaman dengan istrinya.
Astuti yang dalam keadaan tidak sadarkan diri meraih tangan suami tercintanya meski kedua matanya tertutup. Mulutnya tak kuasa berkata-kata.
Setelah Subuh sekira pukul 05.00 WIB Taufiq wafat di usianya 64 tahun di Suronatan NG 2/892, Kelurahan Notoprajan, Kemantren Ngampilan.
Semasa sehatnya, almarhum, selalu terlihat berjama’ah di Masjid Taqwa, Suronatan. Almarhum juga dikenal sebagai ustadz.
Belum rampung mengurusi jenazah almarhum suaminya, Fauziyah Tri Astuti dikabarkan wafat.
“Baru saja, dikabarkan istri almarhum pak Taufiq meninggal dunia,” kata seorang warga yang melayat di rumah duka.
Istrinya dikabarkan wafat setelah menjalani perawatan kanker paru-paru di rumah sakit PKU Muhammadiyah.
Almarhumah Tutik, sapa akrabnya, merupakan Bendahara Majelis Pembinaan Kader Pimpinan Pusat Aisyiyah dan mantan direktur Madrasah Mu`allimat Muhammadiyah Yogyakarta .
Sesampainya di Suronatan, jenazah almarhumah Tutik langsung disemayamkan di Masjid Suronatan dijejerkan dengan suaminya.
Banyak yang merasa kehilangan terutama warga kampong Muhammadiyah di Kauman, Suronatan dan Notoprajan (Kaumsuronoto).
Keduanya dimakamkan di Khusnul Khotimah Sentolo, Kulonprogo. (adam)
Copyright © Fornews.co 2023 All rights reserved.