YOGYAKARTA, fornews.co–Memasuki pertengahan pada Bulan Ramadan, harga sembako di Yogyakarta anjlok.
Mewabahnya virus corona Covid-19 membuat sejumlah pedagang menurunkan harga jualannya.
Kondisi perekonomian yang tidak stabil dipicu akibat mewabahnya virus corona covid-19 dan pembatasan aktivitas keramaian.
Zaenuddin, pedagang sembako di kawasan pasar Demangan, Yogyakarta, mengatakan, meski harga sembako turun drastis namun minat pembeli cenderung tinggi.
“Alhamdulilaah lebih ramai di Bulan Ramadan,” ujarnya.
Ia mengaku penjualannya justru meningkat hingga 50%.
Namun, kata Zaenuddin, harga telur masih tidak stabil.
Di warung milik Zaenuddin, harga per kilogram beras Rp. 10.000, telur Rp. 19.500, dan minyak goreng Rp. 12.500 per liter.
“Biasanya pembeli memborong beras, telur dan minyak,” kata Zaenuddin, Jum’at (8/5/2020).
“Kalau harga telur masih naik-turun,.”
Warung Bang Udin di Jalan Perkutut, belakang pasar Demangan, kerap didatangi pembeli karena harganya yang jauh lebih murah dibandingkan tempat lain.
Sementara itu harga sembako di sejumlah warung di kampung-kampung Kota Yogyakarta, justru sedikit lebih mahal.
Harga telur di warung biasa bahkan dibandrol Rp 20.000 hingga Rp 22.000 per kilogramnya.
Destri, warga Surokarsan, Kecamatan Mergangsan, mengaku harga sembako lebih mahal dibandingkan langsung beli di pasar.
“Mungkin karena Bulan Ramadan,” ujarnya.
Kalau di pasar, sambungnya, apalagi di grosiran harga sembako jauh lebih murah.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Destri memilih membeli sembako di warung karena jauh dari pasar.
Dari pantauan fornews.co, diperkirakan harga sembako di Yogyakarta akan terus mengalami perubahan hingga pasca lebaran tahun ini. (adam)