Sriwijaya FC 1-2 PSM Makassar
PALEMBANG-Sriwijaya FC gagal mempertahankan tren positif dan kembali tersungkur di kandang PSM Makassar, setelah takluk 2-1 dalam lanjutan Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016 di Stadion Andi Matalatta, Senin (17/10) sore.
Sempat memimpin lebih dulu melalui gol TA Musafri menit 71, Laskar Wong Kito akhirnya harus pulang dengan tangan hampa usai Rasyid Bakri menyamakan kedudukan menit 82 melalui eksekusi pinalti, setelah Fachruddin dianggap melanggar di kotak terlarang. Sedangkan gol kedua dilesakkan Ferdinand Sinaga meni 90+2 melalui tandukan kepalanya.
Hasil ini membuat Laskar Wong Kito tidak beranjak dari posisi tiga klasemen sementara dengan poin 40 dari 24 laga. Namun posisi SFC belum aman dan masih bisa di geser apabila Bhayangkara FC berhasil memenangkan pertandingan melawan Persiba Balikpapan. Sedangkan bagi PSM Makassar, tambahan tiga poin membuat posisi mereka naik ke urutan 8 dengan 35 poin dari 24 pertandingan.
Usai laga, Pelatih SFC Widodo Cahyono Putro tidak lama berada di ruang konfrensi pers. Setelah mengucapkan salam pembuka, tiba-tiba dia beranjak dari kursinya dan mengajak kapten tim, Firman Utina meninggalkan ruang konfrensi pers. “No Comment,’ kata Widodo singkat.
Sebelum meninggalkan ruangan, sembari berjalan dia sempat mengucapkan kata. “Sepakbola kita hancur,” katanya berlalu.
Sikap Widodo ini merupakan aksi protes atas kepemimpinan wasit Iwan Sukoco. Protes dilakukan SFC melakukan protes keras pada Match Commisioner dan wasit Iwan Sukoco. Protes bukan ditujukan pada gol PSM, melainkan pada momen lemparan kedalam yang terjadi sebelum gol Ferdinand.
Pihak Sriwijaya mengklaim bahwa lemparan kedalam adalah milik mereka, namun wasit tidak menunjuk sehingga tim PSM mengambil inisiatif untuk lemparan kedalam tersebut. Berawal dari lemparan kedalam inilah momen gol PSM tercipta di menit tambahan babak kedua.
Sementara itu meski menang, Pelatih PSM Robert Rene Albert mengeluhkan kondisi lapangan stadion yang menurutnya kurang bagus untuk dijadikan sebagai tempat pertandingan resmi sepakbola.
“Sejak saya di PSM 2010 lalu, kemudian hingga saya kembali sekarang kondisi lapangan tetap tidak berubah banyak,” ujar Robert.
Hal ini tak baik, karena bisa menyebabkan banyak hal. Selain bisa mengakibatkan cedera pemain, juga membuat pola permainan tidak bisa berjalan baik. (har)