BANJAR, fornews.co – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan banjir yang terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang terjadi di hampir sepuluh kabupaten dan kota, merupakan banjir besar yang mungkin sudah lebih dari 50 tahun tidak terjadi.
Curah hujan yang sangat tinggi, hampir sepuluh hari berturut-turut, sehingga daya tampung Sungai Barito yang biasanya menampung 230 juta meter kubik, sekarang ini masuk air sebesar 2,1 miliar (meter) kubik air sehingga memang meluap di sepuluh kabupaten dan kota.
“Saya hanya ingin memastikan ke lapangan. Pertama, mengenai kerusakan infrastruktur yang memang terjadi. Ada beberapa jembatan yang runtuh, seperti yang kita lihat di belakang ini. Ini juga salah satu jembatan yang runtuh akibat banjir,” ujar Jokowi, dalam keterangan pers usai meninjau lokasi terdampak banjir di Kelurahan Pakauman, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Kalsel, Senin (18/1).
Jokowi mengungkapkan, sudah meminta ke Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar dalam tiga hingga empat hari ini bisa diselesaikan, sehingga mobilitas distribusi barang tidak terganggu.
“Kemudian yang kedua, juga hal yang berkaitan dengan evakuasi. Saya melihat di lapangan tertangani dengan baik. Ketiga, yang berkaitan dengan logistik untuk pengungsi. Ini yang penting,” ungkap dia.
Karena, jelas Jokowi, hampir 20.000 masyarakat berada di pengungsian. Jadi, tiga hal tadi yang penting untuk dilihat, sehingga kekurangan-kekurangan yang ada bisa dibantu dari pemerintah pusat, selain dari logistik yang ada di pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota.
“Terakhir, saya ingin menyampaikan duka cita yang mendalam atas korban yang meninggal di musibah banjir di Kalimantan Selatan ini, semoga keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kesabaran dan keikhlasan,” tandas dia.
Saat di lokasi, Jokowi menyaksikan kondisi lokasi yang hingga kini masih terjebak banjir. Selain itu, Presiden juga akan memeriksa apakah keperluan warga terdampak yang kini berada di lokasi pengungsian telah terpenuhi.(aha)