PALEMBANG, fornews.co – Kebutuhan gas alam untuk operasional pabrik PT Pusri hanya sebesar 70 mmscfd atau kurang dari separuh kapasitas terpasang pipa gas transmisi Grissik – Pusri yang mencapai 158 mmscfd. Sehingga terbuka peluang industri lain memanfaatkan gas dan transmisi yang telah tersedia tersebut.
Meski gas dari lapangan Grissik di Kabupaten Musi Banyuasin telah mengalir ke pabrik Pusri sejak 3 Desember 2018 lalu, namun peresmian pipa gas alam transmisi Grissik – Pusri baru dilaksanakan Minggu, 31 Maret 2019. Peresmian dilakukan langsung Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Ignasius Jonan di halaman parkir Stadion Patra Jaya, Palembang.
Hadir pada peresmian ini, Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa, Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya, Wali Kota Palembang Harnojoyo, Dirjen Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Alimuddin Baso.
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati menerangkan, pasokan gas alam ke Pusri mengalami decline sejak tahun 2017. Oleh karenanya dibutuhkan tambahan pasokan baru dari lapangan Grissik yang dioperasikan ConocoPhillips.
“Dengan tambahan distribusi gas ini maka diperlukan pipa transmisi baru pula. Makanya kami (Pertamina) membangun pipa transmisi dalam 17 bulan dengan panjang 176 kilometer dan diameter pipa 20 inchi dengan kapasitas 158 mmscfd. Langkah ini sebagai bentuk dukungan program ketahanan pangan nasional,” kata Nicke usai peresmian pipa gas transmisi Grissik – Pusri.
Menurut Nicke, kapasitas terpasang pipa gas transmisi Grissik – Pusri sebesar 158 mmscfd. Sementara yang digunakan Pusri hanya 70 mmscfd.
“Sehingga masih ada kapasitas lebih yang bisa digunakan untuk memasok gas di beberapa pembangkit listrik milik PLN di Sumsel. Selain itu juga bisa (memasok) untuk industri lain dan rumah tangga, salah satunya memasok Jargas yang tahun ini dan tahun depan akan ditambah lagi untuk Sumsel dan khususnya Palembang,” tukasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Pertagas Wiko Migantoro menerangkan, investasi pipa Grissik – Pusri sebesar USD143 juta dan volume penyalurannya akan meningkat.
“Sementara ini gas yang sudah dialirkan mulai tahun 2018 sebesar 70 mmscfd untuk kebutuhan Pusri. Tahap berikutnya akan ditingkatkan menjadi 160 mmscfd untuk menunjang kebutuhan lainnya sesuai dengan kapasitas pipa,” tambah Wiko.
Menurut Wiko, ruas pipa baru ini akan menjadi backbone infrastruktur gas kedua milik Pertagas di wilayah Sumatra Selatan selain pipa eksisting yang telah termanfaatkan maksimal. Keberadaan pipa tersebut akan berkontribusi pada peningkatan perekonomian wilayah Sumatra Selatan.
Menteri ESDM RI Ignasius Jonan mengatakan, pasokan gas Grissik – Pusri tersebut kedepan juga akan memenuhi kebutuhan pembangkit listrik, pengembangan KEK Tanjung Api-Api, jaringan gas rumah tangga dan industri lainnya. Namun Jonan menyayangkan setiap distribusi gas khususnya komersil, masih terlalu panjang perdebatan soal penetapan tarif. Selama ini produsen gas, pengelola pipa, dan konsumen melakukan diskusi sendiri dan memiliki tarif masing-masing.
“Seharusnya ada jalur tol penetapan tarif gas yang adil buat semua. Sehingga pemanfaatan gas untuk komersil ini bisa cepat terealisasi,” tuturnya. (ije)