SLEMAN, fonews.co—Pengklik kembali dibuka bagi wisatawan setelah dua tahun ditutup karena pandemi C-19.
Gua yang gagal digunakan untuk gudang amunisi tentara Jepang pada masa Agresi Militer II Belanda itu menarik untuk dikunjungi.
Tanahnya yang gembur menyebabkan tentara Jepang memindahkan penggalian bungker dari Pengklik ke Sentonorejo tak jauh dari Candi Abang.
Baca: Gudang Amunisi Tentara Jepang, Sepuluh Orang Tewas di Gua Jepang Sentonorejo
Gua Jepang Penglik terletak di Dusun Beloran, Kelurahan Madurejo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY.
Sejumlah pengunjung tidak menyangka kawasan yang pernah diduduki tentara Jepang meninggalkan belasan gua yang masih terjaga keasliannya.
“Tempat ini menjadi story telling karena tidak hanya terdapat Gua Jepang melainkan juga kisah Raja Mataram Yogyakarta,” kata pamong setempat, Carik Hartoto Wahyudi, Ahad.
Kawasan Pengklik telah menjadi tempat wisata sejak tahun 2018 setelah bermunculan desa wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Berawal dari keinginan warga dan pemuda, tempat yang semula tidak terawat dapat dikelola menjadi kawasan wisata seperti desa-desa lain di DIY.
Tempat wisata yang kerap dikunjungi pesepeda dari berbagai daerah di DIY dan Jateng itu kini kembali ramai.
Suasana pagi yang sejuk dan berkabut menjadikan wisata Pengklik tak kalah menarik dibanding tempat wisata lain di sekitar Prambanan.
Terdapat kedai yang menyajikan berbagai jenis minuman rempah khas kerajaan Mataram, di antaranya wedang uwuh, wedang kunir asem, wedang serai, dan wedang rempah-rempah lainnya.
Selain itu, beragam jenis jajanan lokal seperti lopis, gerontol, tiwul, gorengan tahu dan tempe, menyertai untuk dinikmati.
Kedai yang juga menampilkan live musik itu bahkan menerima pesanan sarapan dan makan siang bagi pengunjung yang hendak mengadakan acara rapat atau pertemuan.
Pemesan bisa memilih menu makan seperti sega lodeh, sega brongkos, dan sega sayur asem.
“Bagi wisatawan yang berkunjung di sini (wisata Pengklik) juga dapat memesan berbagai menu makan dan jajanan khas,” ujar Wahyudi yang juga sebagai Ketua Pokdarwis Sanjoyo Rejo.
Bukit Pengklik yang menyerupai gunung itu kini terlihat elok dan apik setelah dikelola serius oleh warga setempat yang melibatkan pemuda Karang Taruna Gumarang.
Wisata Pengklik tidak hanya menawarkan Gua Jepang sebagai cerita sejarah perang, namun, juga kisah keluarga raja-raja Mataram di tanah Jawa.
Di puncak bukit Pengklik berdiri pemakaman keluarga kerajaan Mataram yang mirip dengan pemakaman raja-raja Mataram di Imogiri.
Terdapat makam Kiai Ageng Prawiro Rejoso ayahanda Gusti Kanjeng Ratu Ageng permaisuri Sri Sultan Hamengku Buwono VI.
Kiai Ageng Prawiro Rejoso merupakan kakek dari Sri Sultan Hamengku Buwono VII yang wafat pada akhir tahun 1785.
Setiap Ruwah, dalam penanggalan Jawa, digelar ritual Nyadran diawali dengan pawai bregada menuju pemakaman membawa sesaji.
Wisata Pengklik tidak hanya menyuguhkan sejarah Raja Mataram dan cerita tentara Jepang saat berkuasa di Yogya, wisatawan disuguhi pemandangan indah berlatar belakang Gunung Merapi.
“Harapan kami, ke depan wisata Pengklik menjadi pusat edukasi pelestarian kebudayaan,” ungkap Wahyudi.
Hamparan sawah dan aktivitas para petani menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung.
Para petani di kawasan wisata Pengklik menyambut baik dan tidak terganggu oleh setiap pengunjung yang mengambil gambar.
“Silakan saja. Bagi kami ini hal biasa karena mungkin ini menarik untuk mereka (wisatawan),” ujar salah seorang petani yang tinggal di Kapanewon Prambanan.
Dengan adanya destinasi Gua Jepang Pengklik masyarakat Madurejo merasa diuntungkan.
Menurut Wahyudi, wisata Pengklik dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
“Dengan adanya tempat seperti ini (destinasi wisata) harapannya masyarakat sekitar Pengklik memiliki penghasilan tambahan dari pariwisata,” katanya.
Pengunjung yang datang sore hari akan menemui anak-anak berlatih menari dan berbagai aktivitas seni lainnya.
Hal itu sudah menjadi kebiasaan masyarakat setempat jauh sebelum Pengklik menjadi tempat wisata.
Pembangunan fasilitas pengunjung di Kawasan Wisata Pengklik terus dilakukan oleh pihak pengelola, misalnya jogging track.
Lintasan olahraga itu nantinya memudahkan pengunjung melihat belasan gua jepang di sekitar bukit Pengklik.
Pengelola wisata Pengklik bahkan berencana membuka akses jalan yang menghubungkan dua lokasi gua jepang Pengklik di Prambanan dan Sentonorejo di Berbah. (adam)