PALEMBANG, fornews.co – Dewan Kesenian Palembang (DKP) harus menjadi wadah bagi seluruh masyarakat untuk berkarya lewat seni.
Hal itu disampaikan Wali Kota Palembang Harnojoyo saat melantik kepengurusan DKP periode 2019-2024 di Balai Kota Palembang, Jumat (20/12). Dengan begitu, Harnojoyo yakin ini bisa menjadi salah satu upaya melestarikan kesenian asli Palembang agar tetap eksis sepanjang zaman.
“Semoga seluruh pengurus DKP dan masyarakat lainnya selalu memberi kontribusi dalam mengembangkan kesenian Palembang. Kemudian mampu mempertahankan identitas kota dengan mengemban amanah yang dititipkan,” ujar Harnojoyo.
Mengenai permintaan DKP untuk disediakan gedung kesenian di Kuto Besak Theater Restaurant (KBTR), Harnojoyo akan membahas lebih lanjut setelah DKP mengajukan secara resmi.
Ketua Dewan Kesenian Palembang, Mgs Iqbal Rudianto mengatakan, untuk mengawali program pengenalan kesenian asli Palembang, pihaknya sudah merencanakan visi dan misi kedepan yakni dengan sistem berenergi.
“Visi berenergi ini ada kepanjangannya, bersatu, berencana dan bersinergi, yang dalam hal ini memiliki turunan misi untuk menggali, mengembangkan, dan mempromosikan kesenian tradisional yang menjadi budaya Palembang,” terangnya.
Sebagai lembaga dan wadah untuk menampung para seniman tetap berkarya, pria yang karib disapa Didit ini melanjutkan, DKP bakal mengupayakan aspirasi dan hak perjuangan seniman didengar oleh berbagai pihak termasuk pemerintah.
“Visi kedua dengan program DKP sebagai sistem organisasi, kami bisa menyampaikan sinergi antara seniman, masyarakat, serta pemerintah untuk membentuk ekosistem seni dan melahirkan seni kreatif, sehat, mandiri dan berkualitas,” ujar dia.
Berdasarkan amanat AD ART (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga), jelas Didit, DKP juga akan menciptakan iklim kesenian, dengan memulai mengenalkan kembali budaya lama yang asli meliputi kesenian Syarofal Anam, Wayang Palembang, Nenggung Mato dan lainnya.
“Seperti Dul Muluk yang sudah mulai dikenal luas. Budaya asli ini akan kita jadikan nilai jual, dalam membangun hubungan strategis antarlembaga dan stakeholder lain di tingkat kota bahkan provinsi. Contoh budaya makan ngidang, yang akan disosialisasikan lagi di setiap acara kepemerintahan,” jelas dia. (ije)

















